RESENSI

SI SAMIN
                                                                                         (Novel Sastra Indonesia)
A.    Identitas Buku
Judul Buku             : Si Samin
Penulis                  : Muhammad Kasim
Penerbit                : Balai Pustaka, Jakarta
Edisi                     : 11, 2007
Tebal                    : 1,5 cm 
Jumlah halaman    : 133 halaman
ISBN                      : 979 – 407 – 354 – 7

B.    Sinopsis Buku
Samin itu adalah anak yang curang dan serakah ketika ibunya membagi makanan kepada Samin dia pun segera memakannya dengan lahap, setelah habis dia bertanya pada ibunya “mak jagung siapa itu di piring?”. “Itu bagian adekmu kan sudah ku bagi kau makanan jangan kau ambil !!”jawab ibunya. Setelah bertanya adik Samin bernama Ramlah bangun dan ibunya berkata “hey kau sudah bangun nak, sini ini emak hendak punya makanan buat kau ambillah”. Setelah Ramlah mengambil makanan dia lalu pergi ke depan rumah.
     Samin melihat Ramlah dan dia mengajak Ramlah untuk bermain, tetapi Ramlah menolak untuk bermain dengan Samin. Ketika Samin hendak mengajak untuk bermain boneka Ramlah mau bermain dan Samin meminta jagung punya Ramlah. Ketika Samin meminta Ramlah berkata “Jangan kau gigit banyak-banyak itu punyaku”. Lalu Samin menggigit jagungnya dengan lahap. Datanglah ibunya dan berkata ”Samin kau memang anak serakah bagian adikmu pun kau makan!!” jawab Samin “maafkanlah mak memang enak makanan ini”. Sudah sana kembali kau main” kata ibunya sambil menuntun Ramlah.
     Disitu banyak teman Samin menyaksikan bahwa Samin serakah dan di marahi Ibunya, samin pun tidak hanya berdiri diam dia langsung mendatangi temannya dan mengajak Yakub temannya itu untuk berkelahi karena Yakub telah mengolok.
     Sampai ditepian pasar, saminpun kemudian buka baju Yakub pun sama. Samin mengeluarkan semua amarah yang tadi dengan mengeluarkan semua tenaga dia untuk menghabisi Yakub. Yakubpun sama dia ingin mengalahkan dan menghabisi Samin dengan sendiri, dia pukul Samin hingga dia terjatuh dan terbaring kelelahan menahan pukulan dari Yakub.
     Setelah Samin terbaring temannya menyorak “ayolah bangun bangun hajar balik sampai dia kalah ..” Saminpun bangun karena dia ingin menghabisi Yakub, Akhirnya Saminpun berfikir untuk menggigit karena dia sangat takut dengan gigitan. Lalu Samin berteriak “dimana kugigit yakub?” Samin mengigit Yakub di dadanya hingga berdarah, dan Yakub merasa takut dia pergi dari tepian pasar itu karena dia pikir memang dia yang salah sudah mengolok-ngolok Samin.
     Saat Samin bermain dengan ramlah dan 10 orang temannya Samin bermain d tempat dekat rumah yang kosong yang katanya banyak hantunya. Samin ingin mencoba memasuki rumah itu dengan teman-teman adiknya tapi tidak mungkin karena teman-teman Ramlah penakut, kemudian Samin coba untuk membujuk teman-teman Ramlah “ayolah dek banyak pula kita masuk hantupun takut dengan kita” kata samin. Lalu perlahan semua masuk ke rumah yang berhantu itu.
     Ketika mendekati pintu terdengar suara yang aneh yang menakutkan. Samin masuk di dalam rumah itu bersih dan banyak kain-kain yang menutupi perabotan rumah tersebut. “Ayolah sini tak mengapa kalian masuk!!” kata samin lalu semuanya masuk dan mencoba memasuki satu persatu kamar, lalu terdengar teriak suara wanita. Saminpun berteriak “ayo dek kita keluar” Samin dan teman-teman Ramlah berlari lalu kopiah Samin terjatuh di dalam sana.
     Semuanya keluar dan Ramlah berkata “kopiahmu ka mana kopiahmu?” “aaaanuu aduh tinggalkan di dalam !!” jawab samin. Kemudian teman-teman Ramlah pulang. Ramlah dan Samin hanya terdiam di bawah pohon yang banyak jambunya. Tak lama kemudian Saminpun naik ke pohon untuk mengambil jambu dan menyuruh Ramlah untuk menangkapnya di bawah.
     Setelah Samin naik, datanglah Samaun dan berteriak “hendaklah kau mengambil buah itu min”. “apalah tak useh kau bicara maun” teriak Samin. Setelah samin mengambil dan menjatuhkan jambu itu, dia turun bajunya tersangkut di pohon jambu dan kemudian datanglah Zubir dan bicara “makanya hendak kau ambil buah-buah milik orang itu” “baik lah ka, tapi hendak ku makan satu sajalah” seru samin kepada ka Zubir.
     Kemudian saminpun turun dibantu oleh Samaun dan bajunya sobek, Dia mengambil kopiahnya yang ketinggalan di dalam rumah itu. Setelah Samin mengambil dan masuk rumah itu tiba-tiba pintu nya menutup dan keluar kucing yang berwarna hitam dan mengeong-ngeong. Samin berteriak “Ramlah bantu lah pintu terkunci Ramlah” jawab Ramlah “bagaimana pula ku buka ini”
     Berseru semua teman,ka Zubir,Samaun dan ibu Samin semua teriakan “Samin.. Saminn tak apakah kau disana minn!!” jawab Samin yang setengah mati ketakutan “tak apa disini seram dan menakutkan” lalu Samaun mencoba membuka dan mendobrak pintu rumah itu, tak lama kemudian pintu pun terbuka Saminpun selamat.
     Setelah itu Saminpun segera makan dengan hati yang kurang sedap, si Samin meninggalkan piringnya yang sudah kosong itu. Tak dapat ia memikirkan, apa sebab bapaknya tak pernah dilarang-larang ibunya maktu makan.”Baoak sampai-sampai empat piring menghabiskan nasi, dibalik itu jering lagi empat lima genggam. Kopi gula lagi semangkuk besar.
     Akan tetapi pikiran yang tiada sedap itu, lekas juga terhibur oleh hati ayam yang tinggal sekeping dalam tangannya. Daging itu pun dikuntil-kutilkannya sampai habis dengan perut yang berkilat-ilat seperti labu, turunlah si samin mencari teman-temannya , sehari itu.
     Si Samin sekarang memakai baju baru yang dibeli bapaknya, cita kuning yang kehitam-hitaman. Celananya kain dril yang berwarna biru dan kopiahnya berwarna kuning kebelang merah yang sedikit besar. Dengan pakaian yang baru itu si Samin berjalan ke halaman rumahnya. Dia amat riang tapi malu sebab berpakaian yang segala baru itu. Bentar-bentar ia menoleh ke arah pintu seperti sedang menunggu.
     Ketika itu turun si Ramlah dari rumah. Bajunya merah, selendang biru rambutnya yang seikit disanggul. Sedangkan Ibunya memakai baju berwarna hitam berselendang kuning, berkain pelekat poleng merah. Sanggulnya licin, bibirnya merah bekas air sirih yang sedang dikunyah-kunyah.
     Waktu akan ke rumah, si Saminpun memberikan ayamnya kepada ibunya. Kemudian dia pergi ke anak-anak yang sedang memandang seekor kambing.
     Setelah itu, selesai makan, si Samin tidur. Dalam mimpinya ia melihat bahwa ia berada di pasar, ia berjalan-jalan terpandanglah ia kepada sebuah pundi-pundi.
     Pundi-pundi itu diambilnya dengan hati yang sangat riang, pergilah ia membeli durian dua buah. Waktu ia membelah durian itu, datang seorang polisi hendak menangkap dia kerena tertuduh mencuri uang. Ketika ia menerangkan kebenarannya serta undur hendak lari, supaya jangan sampai ditangkap oleh polisi itu ia pun terjaga dari tidurnya.
     Keesokan hari, waktu bertemu dengan si Samaun dia menceritakan mimpinya dengan penuh muka yang serius dan seperti layaknya nyata. Samaun tidak percaya dengan ceritanya karena Samin bilang dia di dalam mimpi membunuh hantu dan mendapatkan pundi-pundi yang berisi uang yang menyebabkan ditangkapnya dia dengan polisi .
     Sembilan tahun kemudian, pada sebuah kantor dagang pada tingkat yang kedua, toko di Tanjungpagar, duduklah seorang anak muda kira-kira berumur 20 tahun. Meskipun ia seorang anak muda yang peramah dan suka bergurau senda, akan tetapi air mukanya kelihatan membayang bahwa ia selalu dalam percintaan.
     Ia asyik membuka surat kabar melihat kolom perdagangan. Kebetulan pada ruang kabar berita ada kalimat yang bunyinya “Penghabisan umur yang sangat menyedihkan”
     Kalimat itu menarik hatinya, lalu ia membaca kabar itu. Tiba-tiba ia menangis tersedu-sedu menyebabkan kawan-kawan dikantor itu datang menghampiri dia. Seorang diantaranya meraba bahunya sambil bertanya “Tuan Samin, ada apa?”
     Samin hendak menyahut, tapi tidak kuasa, karena lehernya seolah-olah tercekik. Kemudian baru ia bertanya pula, “apa susah, tuan Samin?”. Saya tidak dapat menahan hati membaca khabar ini.” Jawab Samin.
     Seperti bulan baru, yang tiap-tiap malam makin besar dan makin terang cahayanya, de,ikianlah hanya perniagaan dan nama tuan Samin itu. Kelakuannya yang baik menyebabkan ia tidak kekurangan sahabat. Diantara sahabat itu adalah orang yang terlebih akrab, yaitu seorang bangsa india yang duduk berniaga juga di singapura.
     Kedua anak muda itu semupakat menyatukan perniagannya lalu mereka itu pindah ke Calcuta, nasibnya akan berbintang terang perniaganya makin menjadi keuntungannya.
     Akhirnya orang muda itu menjadi kaya raya seperti cita-citanya masa kecil. Sungguh ia sekaya itu, akan tetapi hatinya tidak berubah ia tidak lupa akan asalnya, kekayaannya sedikit digunakan untuk dirinya sendiri. Kebanyakan digunakan untuk menolong orang yang miskin dan yatim piatu.
     Apabila orang bertanya apa sebabnya ia pemurah itu, maka jawabnya “Uang ini diberikan Tuhan kepadaku, bukan untuk diriku sendiri. Halku adalah sebagai pengantar surat di kantor pos, akan menyampaikan segala kiriman. Uang itu adalah kiriman juga daripada Allah ta’ala untuk segala hambanya yang miskin.”

C.    Jenis Buku            : Fiksi ( anak-anak ) 
D.    Kepengarangan
Muhammad Kasim
[1886-? ]
Pionir cerpen Indonesia.
Penulis novel dan cerpen zaman Balai Pustaka. Lahir di Muara Sipongi, Sumatera Utara, 1886. Ia semula mempunyai pekerjaan tetap sebagai guru sekolah dasar. Berpendidikan sekolah guru, menjadi guru sekolah rakyat hingga 1935. Tahun 1922, mulai dikenal sebagai penulis melalui novelnya yang pertama terbitan Balai Pustaka, yakni Moeda Teroena. Pada tahun 1924 ia memenangkan sayembara menulis buku anak-anak. Karyanya kemudian diterbitkan dengan judul Pemandangan dalam Doenia Kanak-kanak (Si Samin). Muhammad Kasim juga dikenal sebagai penulis cerita pendek yang kemudian diterbitkan sebagai buku Teman Doedoek (1936). Sebagai awal permulaan tradisi pengumpulan cerpen sastra Indonesia Muhammad Kasim bersama Suman Hs. termasuk pelopor penulisan cerita pendek dalam jajaran sastra Indonesia moderen. Kumpulan cerpen Teman Doedoek karya Muhammad Kasim dianggap sebagai kumpulan cerita pendek pertama dalam sastra Indonesia modern. Novel maupun cerpennya bercerita tentang penduduk pedesaan di Sumatera dengan gaya bahasa yang sederhana dan penuh humor. Namun Muhammad Kasim sendiri karya-karyanya lebih ditujukan bagi para pembaca muda daripada orang dewasa. Karya terjemahannya adalah Niki Bahtera (Dari In Woelige Dagen karya C.J. Kieviet) dan Pangeran Hindi (dari De Vorstvan Indie karya Lew Wallace), masing-masing tahun 1920 dan 1931.


E.     Penilaian               :
v  Kelebihan
·      Pengarang menceritakan awal mula kehidupan tokoh utama.
·      Mencontohkan betapa pentingnya hidup dengan saling menyayangi.
·      Ceritanya menarik dan seru untuk dibaca karena mengisahkan kehidupan pada saat anak-anak.
·      Bagi para pembaca yang sudah dewasa dapat membayangkan lagi ketika masih anak-anak.
·      Watak tokohnya terlihat jelas sehingga kita dapat mengambil contoh mana yang baik dan mana yang buruk.

v  Kekurangan
·      Pembaca sulit menebak kisah-kisah yang akan terjadi.
·  Dalam hal percintaan sedikitpun tidak ada kisah sehingga pembaca dewasa sedikit jenuh dalam membaca.

a.     Tampilan fisik
·      Kualitas kertasnya baik dan bagus berwarna putih tebal,
·   Huruf terlalu besar tapi sudah pantas karena novel tersebut ditujukan bacaan anak,
·      Gambar dalam novel tersebut bergambar ilustrasi yang jelas terlihat,
·      Warna sampul bagus.

b.     Isi
·      Sistematika pembahasan isi cerita runtut.

c.     Bahasa
·      Bahasanya yang digunakan sulit dipahami karena menggunakan bahasa dan logat zaman dahulu.

d.     Unsur Intrinsik
-     Tema                  : Kasih Sayang
-     Alur                    : Maju
-     Latar                         :
ü Tempat        : Di depan rumah, tepian pasar, di bawah pohon jambu, rumah kosong, pada sebuah kantor dagang.
ü Waktu          :   Siang hari, Sore hari, Pagi hari
ü Suasana       :   Menyenangkan, menyedihkan, mencekam.
-     Penokohan          :
ü Samin          : Serakah, curang, menjengkelkan, nakal.
ü Ramlah        : Baik hati, penyayang, manja.
ü Ayah Samin  : Baik, sabar.
ü Ibu Samin    : Tegas, galak.
ü Yakub          : Penakut.
ü Samaun       : Suka menolong, tidak mudah percaya.
ü Zubir           : Sombong.
-     Amanat               :
o   Jangan melakukan hal yang tidak baik karena perbuatan tersebut dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
o   Jika teman kita butuh bantuan tolonglah dengan ikhlas.
-     Sudut pandang     : Orang ketiga

e.     Unsur Ekstrinsik
-     Biografi pengarang   :
Latar belakang kehidupan Muhammad Kasim sangat baik mulai dari profesinya yang sebagai guru, berpendidikan sekolah guru dan sebagai penulis novel terkenal karya-karyanya lebih ditujukan bagi para pembaca muda daripada orang dewasa.
-     Nilai sosial              :
Menceritakan kehidupan sosial masyarakat yang dapat dijadikan pembelajaran.
-     Nilai budaya            :
Novel ini mengandung budaya yang menjadi ciri khas daerah Sumatra
-     Nilai moral              :
Dengan saudara, kita harus berbuat baik dan saling menyayangi.

F.     Simpulan               :
Novel Sastra “Si Samin” karangan Muhammad Kasim ini layak untuk dibaca. Novel ini cocok untuk anak-anak karena mengisahkan tentang kehidupan anak-anak di daerah Sumatera, dan dapat menjadi contoh serta pengajaran bagi anak-anak sekarang di beberapa daerah. Dalam novel sastra ini ditunjukkan bahwa anak Sumatera hidup dengan bermain, senang maupun susah selalu bersama. Di novel ini terdapat tokoh utama yaitu Samin yang sejak kecilnya nakal, curang, serakah dan hidup di desa dengan keluarga yang sederhana tapi pada saat dewasa ia pergi ke kota untuk merubah nasibnya dan ia pun menjadi orang yang sukses. Dengan membaca novel ini kita dapat mengambil hikmah dan contoh kehidupan yang baik ataupun buruk.





DALAM MIHRAB CINTA
                              (Novel)


Identitas Buku     :
Judul                    :  Dalam Mihrab Cinta
Penulis                 :  Habiburrahman El Shirazy
Penerbit               :  Republika Basmala
Kota terbit           :  Jakarta Selatan
Tahun terbit        :  2010
Jumlah halaman  :  VI + 270 halaman
ISBN                     :  978-602-98221-4-4

Sinopsis 
Syamsul si tokoh utama ialah seorang yang sangat senang dengan tantangan. Sifat itu mendorong ia melanjutkan studi ke Pondok Pesantren setelah dua tahun lulus SMA. Ia merasa tertantang dengan cerita seorang seniman bahwa belajar di Pondok sangat sulit. Syamsul memutuskan masuk ke Pondok Pesantren Al-Huda yang kemudian ia ketahui ondok itu milik ayah seorang gadis yang telah ia tolong di kereta sebelumnya. Gadis yang menyantri di pekalongan itu bernama Zizi. Syamsul sangat rajin belajar di pondok sehingga ia bisa menyelesaikan tingkatan-tingkatan dalam pondok lebih cepat. Karena hal itu, Zizi menjadi simpati kepada Syamsul. Melihat sikap Zizi, Burhan yang menaruh perasaan kepada Zizi merasa cemburu. Muncul niat jahatnya untuk menjebak Syamsul, seolah-olah Syamsul adalah pencuri. Akhirnya Syamsul diadili secara masal oleh seluruh santri dan ustadz dengan tuduhan mencuri. Ia dikurung dalam suatu tempat dan tidak kuasa untuk membela diri atas fitnah yang ditudingkan Burhan kepadanya. Berita ini pun sampai pada keluarga Syamsul. Syamsul dikeluarkan secara tidak hormat dari pesantren. Ayahnya sangat marah, Syamsul dihajar oleh kakak-kakaknya. Hanya Ibu dan Nadia, adik perempuannya yang tidak percaya. Tidak tahan dengan sikap keluarganya, Syamsul memutuskan untuk pergi dari rumah. Zizi yang pernah menaruh rasa simpati kepada Syamsul sering mengunjungi rumah Syamsul
 Suatu hari Syamsul ditangkap polisi karena tuduhan mencopet. Berita ini sampai kepada orang tuanya. Di penjara Syamsul mendapatkan banyak hal. Adik Syamsul yang tidak percaya mendatangi kantor polisi yang diberitakan sebagai tempat Syamsul ditahan. Melihat Syamsul mendekam di penjara Nadia sangat tidak percaya. Syamsul meminta Nadia untuk membebaskannya. Syamsul kemudian bebas. Ketika di bus, Syamsul kabur. Adiknya tidak kuasa mencegah. Syamsul yang tak membawa bekal apa-apa tinggal di sebuah masjid di Jakarta. Ia merawat masjid tersebut dengan baik. Ironisnya ia malah semakin sering mencopet dan hasil copetannya sebagian dimasukkan di kotak amal masjid. Setiap kali mencopet selalu ia catat siapa saja korban-korbannya, karena ia berniat suatu saat ia akan mengembalikannya. Suatu hari Syamsul mencopet dompet seorang gadis cantik yang dia ketahui namanya adalah Silvie. Ia sangat terkejut ketika mendapati foto Silvie bersama Burhan, seorang yang telah membuat hidupnya hancur. Ia kemudian mencari rumah Silvie. Di saat pencariannya, ia justru diminta menjadi guru ngaji pribadi seorang anak yang bernama Della, di situ pula lah dia menemukan Silvie yang kebetulan adalah guru les pribadi Della.
Tujuan utama Syamsul datang ke situ adalah untuk mencari Silvie dan membongkar semua kebejatan Burhan. Maka ketika kesempatan itu ada, Syamsul langsung mengatakan semuanya kepada Silvie tentang Burhan yang telah membuat Syamsul di penjara dan kejahatan-kejahatan lainnya. Bahkan tentang dirinya yang pernah menjadi pencopet. Mendengar cerita itu Silvie sangat terkejut. Ia sulit untuk mempercayai semuanya. Ia beranjak meninggalkan Syamsul. Perasaan simpati Silvie pada Syamsul menjadi kabur, galau. Namun perasaan simpati yang berubah menjadi cinta itu tidak dapat dibohongi lagi. Terlebih lagi kedua orang tuanya juga mendukung Silvie membatalkan pertunangannya dengan Burhan dan orang tuanya justru melamar Syamsul untuk putri semata wayangnya. Syamsul yang aktu itu sudah menjadi mubaligh muda yang terkenal minta pertimbangan kepada sang bunda dan minta petunjuk kepada Allah melalui sholat istikharoh. Kemudian
Syamsul mengiyakan lamaran Silvie. Mereka berdua akan segera menikah. Naas, tepat satu minggu sebelum pernikahan keduanya, Silvie mengalami kecelakaan dan meninggal seketika. Syamsul sangat terpukul atas kejadian yang menimpanya. Ia tidak mau makan, minum, bahkan berhenti berdakwah. Setelah cukup lama Syamsul melakukan itu ibunya semakin tidak tega dan meminta Zizi untuk menghibur putranya. Cukup lama Zizi memendam rasa cintanya, dan itu buah dari kesabarannya. Akhirnya kakak Zizi yang juga kyai di pondok tempat Syamsul mengaji dulu meminta Syamsul untuk mengajar di pesantren sekaligus menjadi pendamping Zizi. Setelah melakukan shalat istikharoh untuk meminta petunjuk, Syamsul dan Zizi sah menjadi suami istri.

Kelebihan    :
·   Novel tersebut menyadarkan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh besar untuk membentuk diri seseorang,
·  Mengajak  pembaca menikmati gejolak rasa masing-masing tokoh, sambil digugah untuk selalu menjadikan Islam sebagai tuntunan hidup dalam mencari pasangan dan kehidupan,
·      Mencontohkan betapa pentingnya hidup dengan kesabaran,
·      Mencontohkan hal-hal yang positif dan sesuai dengan kaidah Islam.

Kekurangan :                                                                                                    
·      Pengarang tidak menceritakan awal mula kehidupan tokoh utamanya,
·      Kurangnya penjelasan cerita tokoh utamanya.

Saran            :

Novel ini sangat menarik, isinya mengajak pembacanya untuk selalu menuju jalan yang benar dan senantiasa bersabar. Tapi, sebaiknya pengarang menceritakan awal mula kehidupan tokoh utamanya sehingga novel ini akan lebih menarik.




PERAHU KERTAS
                          (novel)


Identitas buku      :
Judul                    :  Perahu Kertas
Penulis                 :  Dewi Lestari /Dee
Penerbit               :  Bentang Pustaka
Tahun terbit        :  2009
Kota terbit           :  Yogyakarta
Jumlah halaman  :  XII + 444 halaman
ISBN                     :  978-979-1227-78-0

Sinopsis
Seorang Keenan, remaja yang baru saja lulus SMA, yang selama enam tahun tinggal bersama neneknya di Amsterdam. Namun karena perjanjian dengan ayahnya, Keenan terpaksa pulang ke Indonesia dan berkuliah di Bandung, di Fakultas Ekonomi. Sementara Keenan sendiri sangat tidak menginginkannya dan lebih memilih untuk menjadi seorang pelukis dibandingkan seorang businessman. Keenan memiliki bakat melukis yang kuat dari ibunya dan dia tidak mempunyai cita-cita lain selain menjadi pelukis.
Sementara di sisi lain, ada Kugy seorang cewek unik yang cenderung banyak kejutan di dalam kehidupannya. Kugy juga akan berkuliah di universitas yang sama dengan Keenan. Tak beda dengan Keenan, Kugy pun mempunyai cita-citanya sendiri, yaitu menjadi juru dongeng. Kugy sangat menggilai dongeng. Tak hanya mengkoleksi buku-buku dongeng dan punya taman bacaan, Kugy juga sangat senang menulis dongeng. Walaupun Kugy yakin menjadi seorang juru dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan yang akan diterima dengan mudah oleh khalayak umum. Akan tetapi, Kugy tak ingin lepas begitu saja dari dunia tulis menulis, Kugy lantas meneruskan pendidikannya di Fakultas Sastra. Kugy dan Keenan dipertemukan lewat pasangan Eko dan Noni. Eko merupakan sepupu Keenan. Sementara Noni merupakan teman Kugy sejak mereka berdua masih kecil. Mereka berempat akhirnya bersahabat karib.
Lambat laun, Kugy dan Keenan saling mengagumi dan tanpa mereka sadari mereka saling jatuh cinta, tanpa pernah ada kesempatan untuk saling mengungkapkan, dikarenakan situasi yang tidak memungkinkan.  Kugy sudah mempunyai pacar bernama Joshua, alias Ojos (panggilan yang semena-mena diciptakan oleh Kugy). Sementara Keenan saat itu sedang dicomblangkan oleh Wanda seorang kurator muda yang merupakan sepupu Noni. Persahabatan empat sekawan itu mulai merenggang sejak adanya Wanda. Kugy lantas menjalani kegiatannya yang baru dan sibuk dengan kegiatan itu, yakni menjadi guru relawan di sekolah darurat bernama Sakola Alit. Di sanalah Kugy bertemu dengan Pilik, muridnya yang nakal namun kelihatan cerdas. Pilik dan kawan-kawannya berhasil ditaklukan oleh Kugy dengan cara, ia membuatkan mereka kisah petualangan dengan mereka sebagai tokohnya, yang diberi judul: Jendral Pilik dan Pasukan Alit.  Kugy menuliskan kisah petualangan murid-muridnya itu di sebuah buku tulis, yang kelak diberikan kepada Keenan. Hubungan Keenan dan Wanda yang semula mulus, akhirnya hancur dalam semalam. Begitu juga dengan impian Keenan yang selama ini ia bangun dan perjuangkan, kandas dengan cara yang mengejutkan bersamaan dengan hancurnya hubungan ia dengan Wanda. Dengan hati hancur, Keenan meninggalkan kehidupannya di Bandung dan keluarganya di Jakarta, lalu pergi ke Ubud dan tinggal bersama Pak Wayan yang merupakan sahabat ibunya. Hari-hari bersama keluarga Pak Wayan, yang semuanya merupakan seniman-seniman yang cukup disegani di Bali, sedikit demi sedikit mulai mengobati hati Keenan. Sosok yang sangat berpengaruh dalam penyembuhannya yaitu Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan. Keenan pun akhirnya mulai bisa melukis lagi. Berbekal kisah petualangan Jendral Pilik dan Pasukan Alit yang diberikan oleh Kugy, Keenan membuat lukisan-lukisan serial yang menjadi terkenal dan diburu para korektor. Kugy yang kesepian dan kehilangan sahabat-sahabatnya di Bandung, menata ulang hidupnya. Ia cepat-cepat lulus kuliah dan langsung bekerja di sebuah biro iklan di Jakarta sebagai copywritter. Di sana, ia bertemu dengan Remigius Aditya, atasan yang sekaligus sahabat
abangnya, Karel. Dengan cara yang tak terduga karier Kugy naik daun dan menjadi orang yang diperhitungkan di kantor itu karena pemikirannya yang ajaib dan serba spontan. Namun sosok Remigius tidak melihat Kugy dari sisi itu. Remi menyukai Kugy tidak hanya dari ide-idenya, tapi juga semangat dan sisi keunikan Kugy.
Dan akhirnya Remi pun harus mengakui bahwa ia jatuh hati kepada Kugy. Sebaliknya, ketulusan Remi meluluhkan hati Kugy dan membuatnya memilih Remi. Keenan tidak bisa selamanya tinggal di Bali. Kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk, memaksanya untuk pulang ke Jakarta dan harus menjalankan perusahaan ayahnya karena tidak mempunyai pilihan lain. Pertemuan antara Keenan dan Kugy tidak bisa terelakkan. Bahkan empat sekawan ini bertemu lagi dan bercanda seperti masa-masa jayanya dulu. Semuanya dengan kondisi yang berbeda. Dan kembali hati mereka diuji. Kisah cinta dan persahabatan selama lima tahun ini pun berakhir dengan kejutan bagi semuanya. Akhirnya setiap hati hanya bisa memasrahkan dirinya kemana aliran cinta membawanya.

Kelebihan    :
·      Novel ini dapat menarik minat pembacanya untuk tidak berhenti mambaca,
·      Gaya ceritanya sesuai dengan minat anak muda,
·      Memuat berbagai pengalaman dan motivasi hidup tentang perjuangan, semangat menggapai cita-cita dan kesetia kawanan,
·      Novel ini membuat pembacanya membangkitkan semangatnya dalam menjalani hidup dan meraih cita-citanya.

Kekurangan :
·      Dalam alur ceritanya terkadang terlalu di buat-buat,
·      Pembaca sulit menebak kisah-kisah yang akan terjadi,
·      Kurang menantang dalam hal percintaannya.

Saran            :
Novel ini sangat menarik, seharusnya novel perahu kertas ini kisah-kisahnya ditambah lagi, dan alurnya yang banyak sehingga pembaca sedikit bingung. Novel ini sangat membangkitkan semangat para anak muda, jadi jika di dalam cerita novel ini terdapat rasa kesabaran, ceritanya akan lebih baik lagi.








Comments

Popular posts from this blog

APRESIASI SENI LUKIS SESUAI PRINSIP-PRINSIP SENI RUPA

MAKALAH PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP

Keunggulan dan Kelemahan Media LKS