Keunggulan dan Kelemahan Media LKS


A.      Definisi LKS
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Secara umum LKS merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus dijawab oleh peserta didik. LKS ini sangat baik digunakan untuk menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam belajar baik dipergunakan dalam penerapan metode terbimbing maupun untuk memberikan latihan pengembangan. Dalam proses pembelajaran matematika, LKS bertujuan untuk menemukan konsep atau prinsip dan aplikasi konsep atau prinsip.
LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual untuk menarik perhatian peserta didik. Paling tidak LKS sebagai media kartu. Sedangkan isi pesan LKS harus memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis, hirarki materi dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan efektif. (Hidayah, 2007:8). Melalui LKS guru menyuruh siswa untuk menjawab soal-soal yang telah tersedia setelah menaikkan materi pokok tertentu. Baik secara personal maupun kelompok.
(Indrianto, 1998:14-17) ada dua macam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah yaitu:
1.      Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur
        Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran, `sebagai alat bantu kegiatan peserta didik yang dipakai unutuk menyampaikan pelajaran. LKS merupakan alat bantu mengajar yang dapat dipakai `untuk mempercepat pembelajaran, memberi dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja pada peserta didik
2.      Lembar Kerja Siswa Berstruktur
              Lembar kerja siswa berstruktur adalah memuat informasi, contoh, dan tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa.
             Rumaharto (dalam Hartati, 2002:22) menyebutkan bahwa LKS yang baik harus memenuhi persyaratan konstruksi dan didaktik. Persyaratan konstruksi tersebut meliputi syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, titngkat kesukaran dan kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna LKS yaitu peserta didik, sedangkan syarat didaktik artinya bahwa LKS tersebut haruslah memenuhi asas-asas yang efektif.
         Lembar kerja dapat digunakan sebagai pengajaran sendiri, mendidik siswa untuk mandiri, percaya diri, disiplin, bertanggung jawab dan dapat mengambil keputusan. LKS dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap penanaman konsep (tahap lanjutan dari penanaman konsep). Pemanfaatan lembar kerja pada tahap penanaman konsep berarti LKS dimanfaatkan untuk mempelajari suatu topik dengan maksud memperdalam pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari pada tahap sebelumnya yaitu penanaman konsep (TIM PPPG Matematika dalam Rahmawati, 2006:27).
        Penggunaan LKS sangat besar peranannya dalam proses pembelajaran, sehingga seolah-olah penggunaan LKS dapat menggantikan kedudukan seorang guru. Hal ini dapat dibenarkan, apabila LKS yang digunakan tersebut merupakan LKS yang yang berkualitas baik. LKS dikatakan berkualitas baik bila memenuhi syarat (Hendro Darmojo dan Jenny R.E Kaligis, 1992: 41-46) sebagai berikut:
      1.      Syarat-syarat Ditaktik
        LKS sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya PBM haruslah memenuhi persyaratan didaktik, artinya LKS harus mengikuti asas-asas belajar-mengajar yang efektif, yaitu:
a.       Memperhatikan adanya perbedaan individual
b.      Tekanan pada proses untuk menemukan konsep-konsep
c.       Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa
d.   Dalam mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri sendiri.
e.  Pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa dan bukan ditentukan oleh materi bahan pelajaran.
       2.      Syarat-syarat Konstruksi
        Syarat konstruksi ialah syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa-kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pengguna yaitu siswa.
a.       Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan siswa.
b.      Menggunakan struktur kalimat  yang jelas.
c.       Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
d.      Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka
e.       Tidak mengacu pada buku sumber yang diluar kemampuan keterbacaan siswa.
f.  Menyediakan ruangan yang cukup untuk memberikan keleluasaan pada siswa untuk menuliskan jawaban atau menggambar pada LKS.
g.      Menggunakan kalimat sederhana dan pendek.
h.      Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata.
i.        Dapat digunakan untuk semua siswa, baik yang lamban maupun cepat.
j.        Memiliki tujuan belajar yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi.
k.      Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.
3.      Syarat-syarat Teknis
Syarat-syarat teknis dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut:
a.       Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf Latin atau Romawi.
b.   Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah.
c.       Gunakan tidak lebih dari 10 kata dalam satu baris.
d.      Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban siswa.
e.       Usahakan perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi.

B.       Fungsi, Tujuan, dan Manfaat LKS
1.      Fungsi LKS
        Secara konseptual LKS merupakan media pembelajaran untuk melatih daya ingat siswa terhadap pelajaran-pelajaran yang telah didapat di dalam kelas. LKS juga dapat dikatakan sebagai aplikasi teori bank soal yang sebelumnya bank soal merupakan suatu cara untuk melatih kecerdasan siswa. Guru mengumpulkan soal-soal sebanyak-banyaknya dan diberikan terhadap siswa agar dijawab dengan benar.
        Selain itu juga LKS dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar berkala yang statusnya tidak formal. Guru dapat menggunakan LKS untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan.
        Adapun menurut (Soekamto), LKS berfungsi di antaranya sebagai berikut:
a.       Menyusun materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
b.      Menyusun langkah-langkah belajar untuk memudahkan proses belajar siswa
c.       Memberikan tugas belajar siswa secara terpadu
        Menurut Akhyar dan Musta’in LKS dapat berfungsi sebagai: (1) alat bantu belajar siswa; (2) sebagai dokumen berharga bagi  guru untuk mengetahui tugas murid yang bersangkutan.
        Fungsi Lembar kerja siswa ( LKS ) dalam proses belajar mengajar ada dua sudut pandang, yaitu :
a.       Dari sudut pandang peserta didik, fungsi LKS sebagai sarana belajar baik di kelas, di ruang praktek, maupun di luar kelas. Sehingga siswa berpeluang besar untuk mengambangkan kemampuan, menerapkan pengetahuan, melatih ketrampilan, memproses sendiri dengan bimbingan guru untuk mendapat perolehannya.
b.      Dari sudut pandang guru, melalui lembar kerja siswa dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sudah menerapkan metode membelajarkan siswa, dengan kadar keaktifan peserta didik yang tinggi. LKS merupana salah satu dari sekian banyak media yang digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam pengajaran mata pelajaran, media LKS banyak digunakan untuk memancing aktivitas belajar siswa. Karena dengan LKS siswa akan merasa diberi tanggung jawab moril untuk menyelesaikan suatu tugas dan merasa harus mengerjakannya, terlebih lagi apabila guru memberikan perhatian penuh terhadap hasil pekerjaan siswa dalam LKS tersebut. Guru tidak memberi jawaban akan tetapi siswa diharapkan dapat menyelesaikan dan memecahkan masalah yang ada dalam LKS tersebut dengan bimbingan atau petunjuk dari guru.
2.      Tujuan LKS
        Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a.       Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik.
b.      Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan.
c.       Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan.
3.      Manfaat LKS
        Peran LKS sangat besar dalam proses pembelajaran karena dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran geografi dapat membantu guru untuk mengarahkan siswanya menemukan konsep-konsep melalui aktifitasnya sendiri. Disamping itu LKS juga dapat mengembangkan ketrampilan proses, meningkatkan aktifitas siswa dan dapat mengoptimalkan hasil belajar. Manfaat secara umum adalah sebagai berikut :
a.       Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran
b.      Mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar mengajar
c.       Sebagai pedoman guru dan peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistimatis.
d.      Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang akan dipelajari melalui kegiatan belajar
Adapun manfaat secara khusus sebagai berikut :
a.        Untuk tujuan latihan
        Siswa diberikan serangkaian tugas/aktivitas latihan. Lembar kerja seperti ini sering digunakan untuk memotivasi siswa ketika sedang melakukan tugas latihan.
b.        Untuk menerangkan penerapan (aplikasi)
        Siswa dibimbing untuk menuju suatu metode penyelesaian soal dengan kerangka penyelesaian dari serangkaian soal-soal tertentu. Hal ini bermanfaat ketika kita menerangkan penyelesaian soal aplikasi yang memerlukan banyak langkah. Lembaran kerja ini dapat digunakan sebagai pilihan lain dari metode tanya jawab, dimana siswa dapat memeriksa sendiri jawaban pertanyaan itu.
c.        Untuk kegiatan penelitian
        Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu, kemudian menganalisis data tersebut. Misalnya dalam penelitian statistika.
d.       Untuk penemuan
        Dalam lembaran kerja ini siswa dibimbing untuk menyelidiki suatu keadaan tertentu, agar menemukan pola dari situasi itu dan kemudian menggunakan bentuk umum untuk membuat suatu perkiraan. Hasilnya dapat diperiksa dengan observasi dari contoh yang sederhana.
e.        Untuk penelitian hal yang bersifat terbuka
        Penggunaan lembaran kerja siswa ini mengikutsertakan sejumlah siswa dalam penelitian dalam suatu bidang tertentu.
f.         Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.
g.        Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangka keterampilan proses, dan
h.        Mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep
        Manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
a.       Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
b.      Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.
c.       Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses.
d.      Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran.
e.       Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar.
f.       Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. (Suyitno, 1997:40).

C.      Kriteria dan Aspek-aspek LKS
       Menurut Endang Widjajanti (2010), aspek-aspek yang harus dipenuhi oleh suatu LKS yang baik yaitu:
a.       Pendekatan penulisan adalah penekanan keterampilan proses, hubungan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kehidupan dan kemampuan meng-ajak siswa aktif dalam pembelajaran.
b.      Kebenaran konsep adalah menyangkut kesesuaian antara konsep yang dijabarkan dalam LKS dengan pendapat ahli kimia dan kebenaran materi setiap materi pokok
c.       Kedalaman Konsep terdiri dari muatan latar belakang sejarah penemuan konsep, hukum, atau fakta dan kedalaman materi sesuai dengan kompe-tensi siswa berdasarkan Kurikulum KTSP
d.  Keluasan Konsep adalah kesesuaian konsep dengan materi pokok dalam kurikulum KTSP, hubungan konsep dengan kehidupan sehari-hari dan informasi yang dikemukakan mengikuti perkembangan zaman
e.     Kejelasan kalimat adalah berhubungan dengan penggunaan kalimat yang tidak menimbulkan makna ganda serta mudah dipahami
f.   Kebahasaan adalah penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan mampu mengajak siswa interaktif
g.      Evaluasi belajar yang disusun dapat mengukur kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik secara mendalam
h.  Kegiatan siswa / percobaan kimia yang disusun dapat memberikan penga-laman langsung, mendorong siswa menyimpulkan konsep, hukum atau fakta serta tingkat kesesuaian kegiatan siswa / percobaan kimia dengan materi pokok Kurikulum KTSP.
i.    Keterlaksanaan meliputi kesesuaian materi pokok dengan alokasi waktu di sekolah dan kegiatan siswa / percobaan kimia dapat dilaksanakan.
j.   Penampilan Fisik yaitu desain yang meliputi konsistensi, format, organi-sasi, dan daya tarik buku baik, kejelasan tulisan dan gambar dan dapat mendorong minat baca siswa.
Karakteristik LKS yang baik, menurut Sungkono (2009) adalah:
a.         LKS memiliki soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan kegiatan-kegitan seperti percobaan yang harus siswa lakukan.
b.        Merupakan bahan ajar cetak.
c.     Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas pembahasannya tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau dilakukan oleh siswa.
d.        Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, dan lain - lain.

D.      Langkah-langkah Penyusunan LKS
        Bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat menjadi bahan ajar yang sangat bermanfaat dan tepat digunakan untuk materi pelajaran tertentu bahkan juga dapat digunakan untuk hampir pada semua materi pelajaran. Tak heran jika banyak guru yang menerapkan dan menggunakan bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) ini dalam kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan.
        Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat disusun sendiri oleh guru agar lebih tepat digunakan dalam pembelajaran yang akan dilakukan. LKS dapat dibuat atau disusun dalam berbagai bentuk, bentuk-bentuk LKS ini menyesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang akan dilakukukan, misalnya guru merancang LKS untuk kumpulan praktikum saja atau juga untuk penggunaan dalam pembelajaran lainnya.
        Agar dapat membuat dan menyusun bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) yang baik, dalam proses penyusunan hendaknya memperhatikan berbagai hal yang mempengaruhi dan juga tidak dibuat dengan asal-asalan. Bahan ajar apapun termasuk LKS meskipun sederhana namun jika dibuat dengan sembarangan dan tanpa memperhatikan hal-hal atau langkah-langkah dan tahapan yang baik akan menjadi bahan ajar yang kurang tepat bahkan bisa sangat tidak cocok diterapkan dalam pembelajaran. Untuk itu hendaknya dalam penyusunan atau pembuatan LKS perlu memperhatikan langkah-langkah atau tahapan yang baik  dan runtut agar dapat menghasilkan bahan ajar Lembar Kerja Siswa yang baik dan tepat diterapkan dalam pembelajaran.
        Diknas dalam Prastowo (2012:212) menjelaskan mengenai tahapan atau langkah-langkah yang baik dalam penyusunan bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS), langkah-langkah tersebut adalah:
1.      Analisis Kurikulum
        Analisis Kurikulum sangat penting dalam perencanaan pembuatan lembar kegitan siswa. Guru harus mampu memilih materi-materi yang akan dan tepat menggunakan bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS). Hal-hal yang menyangkut kurikulum termasuk perangkat pembelajaran harus diperhatikan terutama pada materi dan kompetensi yang harus dicapai.
2.      Menyusun Peta Kebutuhan LKS
        Langkah dalam penyusunan peta kebutuhan LKS ini menentukan kuantitas atau banyaknya LKS yang diperlukan. Pada tahap ini juga ditentukan urut-urutan LKS agar dapat digunakan secara baik dan runtut dan tidak menimbulkan kebingungan. Analisis kurikulum pada langkah sebelumnya sangat berperan disini, jika analisis kurikulum sudah dilakukan maka penyusunan peta kebutuhan LKS dapat lebih mudah dilakukan. Termasuk juga didalam penyusunan peta kebutuhan lembar kerja siswa adalah analisis sumber belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran.
3.      Menentukan Judul LKS
        Judul LKS biasanya ditentukan dan disesuaikan dengan tiap kompetensi yang akan dicapai. Jika terlalu besar maka dapat disesuaikan dengan tiap-tiap materi pokok yang diajarkan. Dalam penentuan judul Lembar Kerja Siswa (LKS) ini juga harus menentukan komponen penunjang LKS lainnya seperti Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran yang akan dicapai juga tujuan penggunaan LKS tersebut serta komponen lainnya.
4.      Menulis LKS
        Dalam menulis Lembar Kerja Siswa (LKS) terdiri dari 4 langkah utama yaitu sebagai berikut:
a.       Merumuskan kompetensi dasar
Kompetensi dapat dirumuskan dengan mengacu dari kurikulum yang dipakai, guru lansung mencantumkan kompetensi yang ada pada kurikulum dan perangkat pembelajaran dalam LKS.
b.      Menentukan alat penilaian
Penilaian perlu dilakukan dalam setiap pembelajaran, maka sangat perlu dalam LKS dicantumkan alat penilaian yang digunakan. Penilaian ditentukan sesuai kebutuhan serta bentuk dan tujuan dari penggunaan LKS. Perhatikan juga apakah perlu adanya pre-test atau tidak jika ada tentu harus dicantumkan pada awal pada struktur LKS tersebut nantinya.
c.       Menyusun materi
        Penyusunan materi jelas harus dilakukan dengan mengacu pada materi dan hal-hal apa saja yang harus disampaikan. Materi ditulis diambil dari sumber belajar yang telah ditentukan sebelumnya. Perlu diperhatikan juga seberapa dalam materi harus dicantumkan dalam LKS, jika menggunakan sumber belajar lain seperti buku teks pelajaran atau lainnya maka materi yang dicantumkan dalam LKS dapat secara umum dan informasi tambahan yang tidak terdapat dalam sumber belajar lain yang digunakan.
d.      Menyusun struktur LKS
        Sturuktur bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) harus sangat diperhatikan, ini berkaitan dengan bagaimana kemudahan dalam menggunakan LKS tersebut nantinya. LKS harus disusun secara, baik, urut, dan tidak menimbulkan kebingungan dalam penggunaanya. Struktur bahan ajar LKS harusu disusun urut yang setidaknya terdiri atas 6 komponen yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian.
       Menurut (Abadi, Hartono Junaedi, 2008) dalam Rahmawati, (2006:25). Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut:
1.         Judul, mata pelajaran, semester, tempat
2.         Petunjuk belajar
3.         Kompetensi yang akan dicapai
4.         Indikator
5.         Informasi pendukung
6.         Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
7.         Penilaian

E.       Komponen Penilaian LKS
        Komponen yang diungkapkan dalam Suyanto, dkk (2011) antara lain yaitu seperti berikut:
1.      Nomor LKS
        Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah guru mengenal dan menggunakannya. Misalnya untuk kelas VIII, KD, 1 dan kegiatan 1, nomor LKS-nya adalah LKS VIII.1.1. Dengan nomor tersebut guru langsung tahu kelas, KD, dan kegiatannya.
2.      Judul Kegiatan
        Judul kegiatan berisi topik kegiatan sesuai dengan kompetensi dasar, seperti Partikel Materi.
3.      Tujuan
        Tujuan adalah tujuan belajar sesuai dengan kompetensi dasar.
4.      Alat dan bahan
        Jika kegiatan belajar memerlukan alat dan bahan, maka dituliskan alat dan bahan yang diperlukan.
5.      Prosedur Kerja
        Berisi petunjuk kerja untuk siswa yang berfungsi mempermudah siswa melakukan kegiatan belajar.
6.      Tabel Data
        Berisi tabel di mana siswa dapat mencatat hasil pengamatan atau pengukuran. Untuk kegiatan yang tidak memerlukan data, maka bisa diganti dengan kotak kosong di mana siswa dapat menulis, menggambar, atau berhitung.
7.      Bahan diskusi
        Berisi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun siswa melakukan analisis data dan melakukan konseptualisasi.
        Penilaian unsur-unsur dalam penyusunan sebuah buku ajar, modul atau diktat mengacu pada deskripsi butir instrumen penilaian tahun 2006 yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi:
1.      Komponen kelayakan isi
a.       Cakupan materi
b.      Akurasi materi
c.       Kemutakhiran
d.      Mengandung wawasan produktivitas
e.       Merangsang keingintahuan (curiosity)
f.       Mengembangkan kecakapan hidup (life skills)
g.      Mengembangkan wawasan kebinekaan (sense of diversity)
h.      Mengandung wawasan kontekstual
2.      Komponen Kebahasaan
a.       Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
b.      Komunikatif
c.       Dialogis dan interaktif
d.      Lugas
e.       Koherensi dan keruntutan alur pikir
f.       Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia
g.      Penggunaan istilah dan simbol/ lambing
3.      Komponen Penyajian
a.       Teknik Penyajian
b.      Pendukung penyajian materi
c.       Penyajian pembelajaran


F.       Keunggulan dan Kelemahan Media LKS
1.      Keunggulan
a.       Dari aspek penggunaan
       LKS merupakan media yang paling mudah. Dapat dipelajari di mana saja dan kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus.
b.      Dari aspek pengajaran
        Dibandingkan media pembelajaran jenis lain, LKS bisa dikatakan lebih unggul. Karena merupakan media yang baik dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang realistis.
c.       Dari aspek kualitas penyampaian pesan pembelajaran
        LKS mampu memaparkan kata-kata, angka-angka, notasi, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat. 
d.      Dari aspek ekonomi
        Secara ekonomis, LKS lebih murah dibandingkan dengan media pembelajaran yang lainnya. 
2.      Kelemahan Media LKS
a.       Tidak mampu mempresentasikan gerakan, pemaparan materi bersifat linear, tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan;
b.      Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahmi bagian-bagian tertentu;
c.       Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan yang memiliki banyak kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam;
d.      Tidak mengakomodasi siswa dengan kemampuan baca terbatas karena media ini ditulis pada tingkat baca tertentu;
e.       Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami materi yang dijelaskan. Siswa yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami;
f.       Cenderung digunakan sebagai hafalan. Ada sebagaian guru yang menuntut siswanya untuk menghafal data, fakta dan angka. Tuntutan ini akan membatasi penggunaan hanya untuk alat menghafal;
g.      Kadangkala memuat terlalu banyak terminologi dan istilah sehingga dapat menyebabkan beban kognitif yang besar kepada siswa;
h.      Presentasi satu arah karena bahan ajar ini tidak interaktif sehingga cendrung digunakan dengan pasif, tanpa pemahaman yang memadai.



DAFTAR PUSATAKA

Hartati. 2002. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Matematika Berbasis Web. Bandung: UPI.
Indrianto, Lis. 1998. Pemanfaatan Lembar Kerja Siswa dalam Pengajaran Matematika sebagai Upaya Pengingkatan Prestasi Belajar Matematika. Semarang: IKIP Semarang.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press.
Rahmawati, Laili. 2006. Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMP Salafiyah Pekalongan Kelas VII Semester II Tahun 2005/2006 dalam Pembelajaran Garis dan Sudut Melalui Implementasi Metode Inkuiri dengan Memanfaatkanr Lembar Kerja Siswa (Skripsi). Tidak diterbitkan.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

APRESIASI SENI LUKIS SESUAI PRINSIP-PRINSIP SENI RUPA

MAKALAH PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP