BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Semakin hari bumi tempat manusia berdiri akan semakin tua,
karena itu diperlukan kesadaran dari diri kita untuk dapat menjaga bumi ini
dengan baik dan benar. Jika kita tidak mempunyai kesadaran akan hal ini maka
bisa dipastikan kalau bumi ini semakin lama akan semakin buruk. Hal-hal buruk
itu akan menimpa diri kita dan membuat banyak kerugian. Hal terbaik yang bisa
kita lakukan saat ini adalah mencegah hal-hal buruk itu terjadi. Karenanya
diperlukan kerjasama dari semua pihak. Salah satu cara yang bisa kita lakukan
untuk mengurangi dampak kehancuran bumi ini adalah dengan bagaimana kita harus
mengetahui tentang dasar-dasar bumi, berhubungan dalam hal ini maka kita harus
mempelajari tentang bumi kita, serta ilmu-ilmu yang terdapat didalamnya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana asal-usul terbentuknya bumi dan benua?
2. Apa
yang dimaksud penampang melintang permukaan bumi?
3. Apa
saja fenomena geosfer itu?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Menjelaskan
asal-usul terbentuknya bumi dan benua
2. Mengetahui
penampang melintang yang ada di permukaan bumi
3. Mengetahui
fenomena-feomena geosfer
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Asal-Usul
Terjadinya Bumi dan Benua
Bumi terbentuk melalui
proses yang panjang dan terus berkembang hingga terbentuk sekarang ini. Para
ilmuwan berpendapat bahwa proses pembentukan bumi sudah dimulai sejak
bermiliar-miliar tahun yang lalu. Planet Bumi bermula dari awan raksasa yang
selalu berputar di antariksa. Awan raksasa tersebut akan membentuk bola-bola
yang menarik butir-butir debu dan gas. Bola-bola debu dan gas inilah awal mula
terbentuknya Bumi, planet-planet, serta bulan-bulan lain. Saat gravitasi Bumi
semakin besar, gas dan debu tersebut akan termampat dan semakin lama semakin
padat. Hal ini menyebabkan Bumi semakin panas dan menjadi bola berpijar. Bagian
luar Bumi lambat laun mulai mendingin dan mengeras. Tetapi Bumi belum dingin
sama sekali. Bagian tengah Bumi masih sangat panas. Proses pembentukan Bumi di
atas hampir sama dengan pendapat Kant-Laplace yang mengemukakan bahwa Bumi ini
mulai terbentuk selama bermiliar tahun yang lalu ketika dilepaskan dari
matahari dalam bentuk gas pijar, yang lambat laun mendingin dan membentuk kerak
batuan.
Proses perkembangan
planet Bumi dari masa ke masa tidak dapat dipisahkan dengan sejarah
terbentuknya tata surya. Hal ini dikarenakan Bumi merupakan salah satu anggota
keluarga Matahari, di samping planet-planet lain, komet, asteroid, dan meteor. Berdasarkan
hipotesis nebula (teori kabut gas) yang dikembangkan oleh seorang ahli filsafat
Jerman, Immanuel Kant (1755) serta ahli astronomi Prancis, Pierre Simon Marquis
de Laplace (1796), diperoleh gambaran bahwa sistem tata surya berasal dari
massa gas (kabut gas) yang bercahaya dan berputar perlahan-lahan. Massa gas
tersebut secara berangsur-angsur mendingin, mengecil, dan mendekati bentuk
bola. Oleh karena massa gas itu berotasi dengan kecepatan yang makin lama
semakin tinggi, pada bagian khatulistiwanya (ekuator) mendapat gaya sentrifugal
paling besar, massa tersebut akhirnya menggelembung. Akhir dari bagian yang
menggelembung tersebut, ada bagian yang terlepas (terlempar) dan membentuk
bola-bola pijar dengan ukuran berbeda satu sama lain. Massa gas induk tersebut
akhirnya menjadi matahari, sedang kan bola-bola kecil yang terlepas dari massa
induknya pada akhirnya mendingin menjadi planet, termasuk Bumi. Pada saat
terlepas dari massa induknya, planet-planet anggota tata surya masih merupakan
bola pijar dengan suhu sangat tinggi. Oleh karena planet berotasi, ada bagian
tubuhnya yang terlepas dan berotasi sambil beredar mengelilingi planet
tersebut. Benda tersebut selanjutnya dinamakan Bulan (satelit alam).
Menurut hasil penelitian
para ahli astronomi dan geologi, Bumi terbentuk atau terlepas dari tubuh
Matahari sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu. Perkiraan kelahiran Bumi ini
didasarkan atas penelaahan Paleontologi (ilmu yang mempelajari fosil-fosil sisa
makhluk hidup purba di masa lampau) dan stratigrafi (ilmu yang mempelajari
struktur lapisan-lapisan batuan pembentuk muka Bumi). Ilustrasi siklus pembentukan
Bumi terbagi menjadi: (a) Bumi masih berbentuk bola pijar, (b) Bumi mendingin
berangsur-angsur membentuk litosfer, (c) pembentukan atmosfer Bumi, (d) Bumi
terbentuk sempurna.
Pada saat terlahir
sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, Bumi kita masih merupakan bola pijar yang
sangat panas. Lama kelamaan secara berangsur-angsur Bumi kita mendingin. Akibat
proses pendinginan, bagian luar Bumi membeku membentuk lapisan kerak Bumi yang
disebut litosfer. Selain pembekuan kerak Bumi, pendinginan massa Bumi ini
mengakibatkan terjadinya proses penguapan gas secara besar-besaran ke angkasa.
Proses penguapan ini terjadi dalam jutaan tahun sehingga terjadi akumulasi uap
dan gas yang sangat banyak. Pada saat inilah mulai terbentuk atmosfer Bumi. Uap
air yang terkumpul di atmosfer dalam waktu jutaan tahun tersebut pada akhirnya
dijatuhkan kembali sebagai hujan untuk kali pertamanya di Bumi, dengan
intensitas tinggi dan dalam waktu yang sangat lama. Titik-titik air hujan yang
jatuh selanjutnya mengisi cekungan-cekungan muka Bumi membentuk bentang
perairan laut dan samudra.
Seorang ahli ilmu cuaca
dari Jerman yang bernama Alfred Wegener (1912), dalam teorinya yang terkenal,
yaitu Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)
mengemukakan bahwa sampai sekitar 200 juta tahun yang lalu, di Bumi baru ada
satu benua dan samudra yang maha luas. Benua raksasa ini dinamakan Pangea,
sedangkan kawasan samudra yang mengapitnya dinamakan Panthalasa. Sedikit demi
sedikit Pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar 180 juta tahun yang
lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua, yaitu pecahan benua di sebelah
utara dinamakan Laurasia dan di bagian selatan dinamakan Gondwana. Kedua benua
itu dipisahkan oleh jalur laut sempit yang dinamakan Laut Tethys. Sisa Laut
Tethys pada saat ini merupakan jalur cebakan minyak Bumi di sekitar laut-laut
di kawasan Timur Tengah. Baik di antara Laurasia maupun Gondwana kemudian
terpecah-pecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak secara tidak
beraturan dengan kecepatan gerak berkisar antara 1–10 cm pertahun. Dalam
sejarah perkembangan planet Bumi, Laurasia merupakan cikal bakal benua-benua
yang saat ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan Bumi utara), meliputi
Eurasia, Amerika Utara, dan pulaupulau kecil di sekitarnya. Adapun Gondwana merupakan
cikal bakal benua-benua di belahan Bumi selatan, meliputi Amerika Selatan,
Afrika, Sub Benua India, Australia, dan Antartika.
Berikut rincian Proses
Pembentukan Bumi :
a.
Teori Apungan Benua (Continental Drift)
Dikemukakan oleh Alfred Wegener (1910). Wegener
berpendapat bahwa 225 juta tahun yang lalu di Bumi hanya terdapat satu benua
yaitu Pangea. Dengan adanya tenaga tektonik bumi, pangea terpisah menjadi dua
benua, Laurasia di utara dan Gondwana di selatan. Dua benua tersebut dipisahkan
oleh suatu lautan besar yaitu Tethys. Kedua benua tersebut terus bergerak
sehingga membentuk benua-benua seperti sekarang. Teori apungan benua didukung
oleh bukti sebagai berikut:
1. Pantai di bagian timur Amerika Selatan dan pantai barat Afrika terlihat
memiliki potongan yang cocok satu sama lain.
2. Batuan yang terdapat di Amerika Selatan dan di Afrika memiliki jenis dan
umur batuan yang sama.
3. Struktur batuan induk di tepi lautan Atlantik di Afrika, Amerika Utara, dan
Eropa memiliki potongan dengan bentuk yang cocok satu sama lain.
4. Adanya garis kontur pantai Timur Benua Amerika Utara dan Amerika Selatan
dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika.
5. Daratan Greenland menjauhi Eropa.
6. Kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika.
7. Ada kegiatan seismik di Patahan San Andreas.
8. Samudera Atlantik semakin luas karena pergerakan Benua Amerika ke barat.
9. Batas Samudera Hindia semakin mendesak ke Utara.
b.
Teori Lempeng Tektonik (Plate Tectonic)
Muncul pada tahun 1960-an yang merupakan
lanjutan dari teori apungan benua. Dalam teori ini dijelaskan bahwa permukaan
bumi terbentuk oleh kerak benua dan kerak samudera serta lapisan batuan teratas
dari mantel bumi. Semua lapisan ini disebut lithosfer. Dibawah lapisan oini
terdapat lapisan batuan cair yang disebut astenosfer. Suhu dan tekanan astenosfer
sangat tinggi sehingga batuan pada lapisan ini dapat bergerak seperti cairan.
Pergerakan astenosfer ini mengakibatkan lapisan diatasnya, lithosfer, ikut
bergerak. Adanya pergerakan-pergerakan lithosfer ini mengakibatkan terbentuknya
permukaan bumi seperti sekarang.
B.
Penampang
Melintang Permukaan Bumi
Diagram atau
penampang melintang adalah gabaran atau profil relief dari bentuk muka bumi,
baik di daratan atau di dasar laut secara melintang yang diukur dari permukaan
air laut. Diagram atau penampang melintang dapat menyajikan gambaran bentuk
muka bumi yang menyerupai atau mendekati bentuk yang sesungguhnya di
lapangan.
Dengan penampang
melintang maka dapat diketahui/dilihat secara jelas bentuk dan ketinggian suatu
tempat yang ada di muka bumi. Untuk membuat sebuah penampang melintang maka
harus tersedia peta topografi sebab hanya peta topografi yang dapat dibuat
penampang melintangnya.
1.
Penampang
melintang daratan
Jika suatu wilayah daratan diiris secara
melintang (membuat penampang melintangnya), perbedaan ketinggian seluruh
daratan akan terlihat jelas. Sebagai contoh Benua Australia ketika dipotong
melintang, maka terdapat penampang melintang tersebut dapat dikenali adanya
relief bumi berupa gunung, bukit, dan cekungan. Kenampakan dimulai dari Teluk Collier,
yaitu: Gunung Ord (936 m), Plato Kimberly, Gunung Zeil (1511), Danau Eyre,
Pegunungan Flinders, Danau Frone, Bukit Brokn, dan Gunung Kosciusko (2.228 m).
Di daratan garis kontur
menghubungkan tempat-tempat berketinggian sama, sedangkan kontur
pada batimetri menghubungkan tempat-tempat dengan kedalaman sama di
bawah permukaan air. Bentuk relief dasar laut,
a. Paparan/selasar
benua
Paparan benua (continental shelf)
merupakan kelanjutan wilayah benua (kontinen). Kedalamannya ±200 m. Contohnya
Dangkalan Sunda antara Kalimantan, Jawa, dan Sumatera yang berkedalaman ± 40-45
meter. Daerah tebing paparan benua disebut tebing benua/kontinen.
b. Dataran
abisal
Dataran abisal (bassin floor)
adalah dasar laut yang luas setelah tebing benua, dan mengarah ke laut lepas.
Dataran abisal merupakan bagian dari paparan benua.
c. Punggung
laut (ridge/rise)
Punggung laut atau punggung bukit
lautan, adalah bentukan di dasar laut yang mirip tanggul raksasa. Panjangnya
bisa ribuan kilometer. Punggung laut dibatasi oleh laut dalam di kanan kirinya.
Punggung laut yang berlereng curam disebut ridge, sedangkan yang berlereng
landai disebut rise.
d. Gunung
laut
Gunung laut adalah bagian yang
berdiri sendiri, dan kakinya mulai dari dasar laut. Puncak gunung dapat muncul
ke permukaan air. Contohnya Gunung Krakatau di Selat Sunda.
e. Lubuk
laut/Basin
Lubuk laut atau basin/bekken adalah
cekungan di dasar laut berbentuk bulat atau lonjong (oval). Basin terjadi
akibat pemerosotan dasar laut.
f. Palung
laut (Trench/trog)
Palung adalah dasar laut sangat
dalam dan berdinding curam, yang semakin ke dasar semakin menyempit. Palung
sempit dan tidak terlalu curam disebut trench, sedangkan jika lebih lebar dan
curam disebut trog. Kedalaman palung bisa mencapai ± 7.000 – 11.000 meter.
g. Parit
laut
Parit laut adalah bentukan dasar
laut yang terjadi akibat masuknya satu lapisan/lempeng benua ke bawah
lapisan/lempeng benua yang lain
C.
Fenomena-Fenomena
Geosfer
Pada dasarnya ilmu Geografi adalah mempelajari fenomena “GEOSFER”.
dan tentu anda sudah paham mengenai masing-masing fenomena GEOSFER tersebut.
Berikut adalah pengertian fenomena itu mulai dari Atmosfer, Biosfer, Hidrosfer,
Litosfer, sampai pada Antroposfer serta beberapa bagian-bagiannya.
1. Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet,
termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa.
Atmosfer dibagi menjadi 5 lapisan lagi, yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer,
termosfer, dan eksosfer. Di bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km
di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan bumi.
Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang
terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain
berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk
memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit
dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan yang sensitif
yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang
lebih baik tentang atmosfer berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.
Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen
(20.97%), dengan sedikit argon (0.9%),karbondioksida (variabel, tetapi
sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfer melindungi
kehidupan di bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari
matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75%
dari atmosfer ada dalam 11 km dari permukaan planet. Atmosfer tidak mempunyai
batas mendadak, tetapi agak menipis lambat laun dengan menambah ketinggian,
tidak ada batas pasti antara atmosfer dan angkasa luar.
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer
berasal dari kata Yunani, lithos yang berarti berbatu, dan sphere yang
berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere
artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan bumi yang paling luar
atau biasa disebut dengan kulit bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi
dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering
dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri
atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35%
atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau
2/3 bagian). Litosfer bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel
bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet bumi. Litosfer
ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih
panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer
dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam
jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena
retakan-retakan, sednagkan astenosfer berubah seperti cairan kental. Litosfer
terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak
benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer. Konsep litosfer sebagai
lapisan terkuat dari lapisan terluar bumi dikembangkan oleh Barrel pada
tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep
yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas
kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut
litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia
sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan
telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski
teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik
dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer)
dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori
tersebut. Terdapat dua tipe litosfer, yaitu:
a. Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan
berada di dasar samdura
b. Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer
benua memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel
atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic
3. Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air yang ada di permukaan bumi.
Kata hidrosfer berasal dari kata hidros yang berarti air
dan sphere yang berarti lapisan. Hidrosfer di permukaan bumi
meliputi danau, sungai, laut, lautan, salju
atau gletser, air tanah dan uap air yang terdapat di lapisan
udara.
4. Antroposfer
Antroposfer adalah lapisan manusia yang merupakan tema sentral diantara
sfera-ftera. Karena kajian geografi merupakan tema sentral, maka kajian
geografis sering disebut antroposentris. Pengertian yang diperkenalkan oleh
Eratosthenes, geografi merupakan ilmu yang mendeskripsikan manusia
denganlingkungan alam di wilayah-wilayah tertentu berdasarkan data dan
informasi yang diperoleh. Pengkajian geografi berkaitan dengan aspek alam
tentang tempat terjadinya gejala dan aspek manusia penghuni alam tersebut. Karl
Ritter menyatakan bahwa geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal
manusia. Pengertian tersebut sudah termasuk aktivitas manusia untuk
mempertahankan hidupnya, juga dianalisis penyebarannya, perkembangan, hubungan
dan interaksinya secara keruangan.
BAB
III
KESIMPULAN
Kesimpulan dari pembahasan di atas,
yaitu:
1. Bumi
terbentuk melalui proses yang panjang dan terus berkembang hingga terbentuk
sekarang ini. Proses terbentuknya umi
dan beua yang dikemukakan oleh Alfred Wegener (1910). Wegener berpendapat bahwa
225 juta tahun yang lalu di Bumi hanya terdapat satu benua yaitu Pangea. Dengan
adanya tenaga tektonik bumi, pangea terpisah menjadi dua benua, Laurasia di utara
dan Gondwana di selatan. Dua benua tersebut dipisahkan oleh suatu lautan besar
yaitu Tethys. Kedua benua tersebut terus bergerak sehingga membentuk
benua-benua seperti sekarang.
2. Pada
dasarnya ilmu Geografi adalah mempelajari fenomena “Geosfer”. Fenomena geosfer
terdiri dari Atmosfer, Biosfer, Hidrosfer, Litosfer, sampai pada Antroposfer
3. Diagram
atau penampang melintang adalah gabaran atau profil relief dari bentuk muka
bumi, baik di daratan atau di dasar laut secara melintang yang diukur dari
permukaan air laut.
DAFTAR
PUSTAKA
Betway Casino 2021 - Mapyro
ReplyDeletePlay at 속초 출장안마 Betway Casino. We have an exciting gaming experience and we want you to find the best offers. See 충주 출장안마 all. How 문경 출장안마 To. Welcome Bonus. 제주도 출장마사지 1. 2. 춘천 출장샵