PEMBAGIAN
TEMPAT BERDASARKAN LINTANG DAN BUJUR
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IPS 1
Dosen
Pengampu Ahmad Agung Yuwono Putro, M.Pd.
Disusun Oleh:
Silvester Hanaveli S (15144600015)
Era Hami Isnaini (15144600039)
A1-15
UNIVERSITAS
PGRI YOGYAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap tempat yang ada di bumi pasti memiliki letak
astronomis sendiri-sendiri. Namun, masih banyak orang yang belum begitu paham
mengenai letak astronomis. Letak Indonesia secara astronomis adalah letak
wilayah Indonesia yang didasarkan pada garis lintang dan garis bujur. Untuk
menentukan suatu tempat secara tepat di permukaan bumi biasanya digunakan garis
geografi yang diakui secara internasional. Garis geografi tersebut ada dua
yaitu garis lintang dan garis bujur. Lingkaran keliling bumi yang telah dibagi
ke dalam garis bujur (timur-barat), seluruhnya sebesar 360 derajat dan posisi
kutub utara dan kutub selatan bumi ke dalam garis lintang (utara-selatan),
sseluruhnya sebesar 180 derajat.
Bumi berbentuk seperti bola yang di tepatkan pada
kedua kutubnya (elipsoid), maka koordinat bumi di dasarkan pada koordinat bola.
Sistem ini disebut dengan koordinat geografi, yaitu penentuan suatu lokasi oleh
besaran garis lintang (latitude) dan besaran garis bujur (longitude) yang dinyatakan
dalam derajat, menit, dan detik. Hubungan antara koordinat geografi ditentukan
oleh lokasinya dipermukaan bumi. Di sepanjang equator dan meridian, 1 adalah
111,322km berarti keliling bumi adalah 40.000km, dan jari-jari 6370km, hasilnya
1 panjangnya 78,6km, sedangkan pada kutub nilainya adalah nol (0). Topik inilah
yang akan dibahas, yaitu pembagian tempat berdasarkan lintang dan bujur.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana pembagian tempat di muka bumi
berdasarkan garis lintang?
2.
Bagaimana pembagian tempat di muka bumi
berdasarkan garis bujur?
3. Apa
pengertian koordinat bumi
C.
Tujuan
Penulisan
1. Menjelaskan
pembagian tempat di muka bumi berdasarkan garis lintang
2. Menjelaskan
pembagian tempat di muka bumi berdasarkan garis bujur
3. Mengetahui
pengertian koordinat bumi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Garis
Lintang
Garis lintang
merupakan garis maya yang digunakan untuk menentukan sebuah lokasi di bumi yang
berpusat pada garis khatulistiwa (utara dan selatan). Garis lintang akan
melingkari bumi dari bagian ekuator hingga ke bagian kutub utara dan ke bagian
kutub selatan. Garis yang berada di sebelah utara ekuator disebut dengan
Lintang Utara (LU), sedangkan garis yang berada di sebelah selatan ekuator
disebut dengan Lintang Selatan (LS). Jarak antara garis yang satu dengan
lainnya dihitung dalam satuan derajat. Karena garis ekuator (khatulistiwa)
dipakai sebagai patokan, maka garis ekuator atau khatulistiwa berada pada titik
nol derajat. Makin ke utara atau makin ke selatan dari garis khatulistiwa maka
angka derajat akan semakin besar hingga mencapai angka 90 derajat tepat di
kutub utara atau di kutub selatan. Dalam ilmu geografi, satuan derajat juga
bisa disebut sebagai jam. 1 jam terbagi menjadi 60 menit (diberi simbol ‘) dan
satu menit terbagi menjadi 60 detik (diberi simbol “). Maka, garis lintang
sebuah lokasi dapat juga disebut sebagai jam.
Sebagai contoh
sebuah lokasi memiliki garis intang 57º 27’ 14” LS, maka dapat dibaca sebagai
57 jam 27 menit 14 detik lintang selatan. Di sebelah utara, lintang akan
bernilai positif, sedangkan di sebelah selatan, lintang akan bernilai negatif.
Beberapa garis lintang yang dianggap penting adalah Garis Balik Utara (23°27′
LU), Garis Balik Selatan (23°27′ LS), Lingkar Arktik (66°33′ LU), dan Lingkar
Antartik (66°33′ LS). Pertemuan antara dua titik balik matahari tersebut
membuat matahari tepat pada posisi zenith. Sedangkan pada lingkar arktik atau
antartik, kutub utara atau kutub selatan akan mengalami peristiwa yang disebut
matahari tengah malam. Yang dimaksud dengan matahari tengah malam ialah ketika
satu hari matahari akan terus bersinar atau dalam satu hari matahari sama
sekali tidak nampak, baik di kutub utara atau di kutub selatan.
1. Fungsi Garis Lintang
Dalam
keberadaannya, garis lintang memiliki 2 fungsi utama, yaitu:
a. Bersama
dengan garis bujur,
garis lintang berguna untuk menentukan suatu lokasi. Dalam penentuannya, garis
lintang dilambangkan sebagai sumbu x sedangkan garis bujur dilambangkan sebagai
sumbu y di dalam sistem koordinat. Contoh penentuan lokasi menggunakan kombinasi
antara garis lintang dan garis bujur ialah lokasi Sabang di pulau We berada
pada koordinat 6oLU 95o BT serta lokasi kota Merauke
di Papua memiliki koordinat 11oLS dan 141oBT. Titik koordinat
tersebut sangat penting dalam penentuan sistem navigasi di dunia penerbangan
maupun pelayaran.
b. Garis
lintang digunakan sebagai acuan untuk menentukan perbedaan zona iklim di bumi.
Dengan menggunakan bantuan garis lintang, dapat diketahui iklim yang berada di
belahan negara tertentu beriklim tropis atau sub-tropis, dan lain-lain.
- Pembagian
Iklim Berdasarkan Garis Lintang
Pembagian iklim di bumi yang memanfaatkan garis
lintang adalah klasifikasi iklim matahari. Pembagian iklim matahari dilakukan
dengan dasar pada banyak atau sedikitnya sinar matahari atau bisa juga
berdasarkan letak dan kedudukan matahari terhadap permukaan bumi.
Dalam kurun waktu setahun, matahari dapat mengalami
4 macam kedudukan, yakni:
§ Pada
tanggal 21 Maret, matahari akan beredar pada garis khatulistiwa. Pada masa ini
matahari akan berada pada garis lintang 0º.
§ Pada
tanggal 21 Juni, matahari akan beredar pada garis balik utara. Pada masa ini
matahari akan berada pada posisi 23,5º LU.
§ Pada
tanggal 23 September, matahari akan beredar pada garis khatulistiwa. Sama
halnya seperti pada tanggal 21 Maret, matahari akan berada pada garis lintang
0º.
§ Pada
tanggal 22 Desember, matahari akan beredar pada garis balik selatan. Pada masa
ini, matahari akan berada pada posisi 23,5º LS.
Berdasarkan pada garis lintang, pembagian iklim
matahari dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Iklim
Tropis
Daerah beriklim tropis memiliki posisi lintang pada
0° – 23½° LU dan 0° – 23½° LS. Daerah yang beriklim tropis memiliki ciri-ciri:
1)
Suhu udara relatif tinggi karena
matahari selalu pada posisi vertikal dengan wilayah tersebut. Suhu udara berkisar
antara 20-23oC, bahkan di beberapa tempat dapat mencapai 30oC.
2)
Amplitudo suhu rata-rata tahunannya
relatif kecil, di khatulistiwa berkisar antara 1°-5° C. Untuk amplitudo
hariannya relatif besar.
3)
Tekanan udara rendah dan mengalami
perubahan secara teratur dan perlahan.
4)
Memiliki curah hujan yang relatif banyak
bila dibandingkan dengan negara lain.
5)
Indonesia, Malaysia, Thailand, dan
negara-negara yang berada pada kisaran garis lintang seperti yang telah
disebutkan di atas adalah contoh-contoh negara yang memiliki pembagian
musim iklim tropis.
b. Iklim Subtropis
Daerah iklim subtropis memiliki letak garis lintang pada
23½°- 40° LU dan 23½°- 40° LS. Negara yang beriklim subtropis yaitu Amerika
Serikat. Ciri-ciri daerah beriklim subtropis adalah:
1)
Merupakan daerah peralihan dari wilayah tropis dan
wilayah beriklim sedang.
2)
Daerah ini memiliki 4 macam musim yaitu musim
semi, musim panas, musim gugur, dan musin dingin. Di daerah ini, musim panas
tidak terlalu panas dan musim dingin tidak terlalu dingin.
3)
Sepanjang tahun, suhu udara tidak ekstrim,
artinya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
4)
Pada daerah iklim subtropis yang mengalami hujan
pada musim dingin dan pada musim panas memiliki udara yang kering maka daerah
tersebut memiliki iklim Mediterania.
5)
Jika hujan terjadi pada musim panas dan pada
musim dingin udara relatif kering maka daerah tersebut disebut memiliki iklim
Tiongkok.
c. Iklim Sedang
Daerah beriklim sedang memiliki lokasi dengan garis lintang
40°- 66½° LU dan 40° - 66½° LS. Negara yang beriklim sedang yaitu negara-negara
eropa. Wilayah dengan iklim sedang memiliki ciri-ciri:
1)
Memiliki banyak gerakan udara siklonal. Tekanan
udara sering mengalami perubahan, arah angin bertiup tidak menentu, dan juga
sering terjadi badai.
2)
Amplitudo suhu hariannya lebih besar bila
dibandingkan dengan amplitudo suhu tahunan (berkebalikan dengan amplitudo daerah
iklim tropis).
d. Iklim Dingin
Daerah beriklim dingin memiliki lokasi dengan garis lintang
66½˚ LS sampai 90˚ LS dan 66½˚ LU sampai 90˚ LU. Daerah yang termasuk ke dalam lingkup iklim dingin adalah
wilayah kutub, karena itu wilayah ini juga sering disebut dengan iklim kutub.
Iklim dingin terbagi menjadi dua iklim yakni iklim tundra dan iklim es.
Wilayah
yang beriklim tundra memiliki ciri-ciri:
1)
Musim dingin berlangsung dalam kurun waktu yang
relatif lama.
2)
Musim panas ditandai dengan udara yang
sejuk berlangsung dalam kurun waktu yang singkat.
3)
Udara di wilayah ini kering.
4)
Sepanjang tahun tanah akan mengalami
pembekuan.
5)
Sepanjang musim dingin, tanah akan
tertutupi dengan es dan salju.
6)
Pada musim panas akan terbentuk rawa
yang luas karena es dan salju mengalami pencairan di permukaan tanah.
7)
Di wilayah ini banyak ditemukan vegetasi
berupa lumut-lumutan dan semak-semak.
8)
Wilayah yang termasuk ke dalam iklim
tundra meliputi wilayah Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai
selatan Greenland, dan pantai utara Siberia.
Untuk wilayah yang beriklim es memiliki ciri-ciri:
1)
Suhu udara terus berada pada kisaran
yang rendah sehingga tercipta salju abadi.
2)
Kutub
utara, Greenland, dan kutub selatan adalah wilayah yang memiliki iklim es.
B.
Garis
Bujur
Garis
bujur merupakan garis khayal yang ditarik dari kutub utara ke kutub selatan
maupun sebaliknya. Garis bujur akan membagi bumi menjadi dua bagian yaitu
belahan bumi timur dan belahan bumi bagian barat. Tempat yang dianggap sebagai 0o
pada penetapan garis bujur adalah garis dari kutub utara ke kutub selatan
yang tepat melintasi kota Greenwich di Inggris. Garis bujur yang berada di
sebelah barat kota Greenwich disebut dengan Bujur Barat, sedangkan garis bujur
yang berada di sebelah timur kota Greenwich disebut dengan Bujur Timur. Antara
garis bujur barat dan bujur timur dibatasi hingga 180o dari kota
Greenwich. Sebenarnya tidak ada patokan utama yang menjelaskan mengenai dasar
ditetapkannya bujur barat dan bujur timur. Namun, berdasarkan pada Konferensi
Meridian Internasional yang dilaksanakan pada tahun 1884, kota Greenwich di
Inggris ditetapkan sebagai meridian utama universal atau disebut juga sebagai
titik nol bujur.
1. Fungsi
Garis Bujur
Selama ini kita mengenal garis bujur sebagai salah
satu penentu lokasi letak
astronomis sebuah
wilayah. Namun pada kenyataannya, garis bujur masih memiliki fungsi lain.
Berikut ini beberapa fungsi garis bujur:
§ Bersama dengan garis lintang, garis bujur akan
menentukan sebuah lokasi tertentu. Kombinasi antara garis bujur dan juga garis
lintang akan menentukan di mana suatu lokasi berada. Keduanya akan menentukan
lokasi absolut dari sebuah tempat, daerah, atau objek geografi tertentu.
§ Garis bujur dijadikan sebagai dasar penentuan
pembagian waktu di seluruh bumi. Setiap jarak 15o ke arah bujur timur
atau ke arah bujur barat akan menunjukkan selisih waktu sebanyak 1 jam (60
menit).
§ Garis bujur digunakan untuk memperagakan gerak rotasi
bumi. Selama sehari bumi akan berotasi hingga 360o, 360o tersebut
akan terbagi menjadi 24 jam. Karena itu dalam pembagian waktu di bumi, setiap
jarak 15o akan menghasilkan selisih waktu sebanyak 1 jam. Dasarnya
ialah 360°/24 jam=15°. Jadi setiap rotasi bumi sebanyak 15o berarti
menghabiskan waktu sebanyak 1 jam.
§ Garis bujur bisa dijadikan sebagai alat peraga siang
dan malam. Siang dan malam muncul sebagai akibat adanya rotasi bumi dan
penyinaran matahari. Selain itu, garis bujur juga akan menjelaskan mengenai
perbedaan penanggalan. Garis bujur 180o yang melewati benua di dunia yaitu Samudera Pasifik
dianggap sebagai garis penanggalan internasional. Jika di bagian timur sudah
memasuki hari selasa, maka di bagian barat masih berada pada hari senin.
2.
Perhitungan Pembagian Waktu di Indonesia
Perhitungan yang dipakai untuk
membagi Indonesia menjadi 3 zona waktu, antara 95oBT sampai dengan
141oBT memiliki panjang busur sebesar 46o. Jika setiap 15o
rotasi bumi berarti selisih waktunya adalah satu jam (60 menit), maka setiap 1o
selisihnya adalah 4 menit (60 menit/15o = 4 menit). Maka, untuk
panjang busur 46o, terdapat selisih waktu sebanyak 3 jam 4 menit
yang dibulatkan menjadi 3 jam (46o x 4 menit=184 menit). Berdasarkan
hal tersebut maka Indonesia terbagi menjadi 3 zona waktu yaitu Waktu Indonesia
Bagian Barat (WIB), Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia
Bagian Timur (WIT).
a.
Waktu
Indonesia bagian Barat
Wilayah Indonesia bagian barat
terlentang sepanjang 105⁰ bujur timur. Wilayah
Indonesia bagian barat ini mencakup pulau Sumatera, pulau Jawa, pulau Madura,
serta pulau Kalimantan bagian barat dan tengah. Dengan posisi tersebut, wilayah
Indonesia bagian barat terpaut 7 jam lebih cepat dibandingkan di kota
Greenwich. Dengan kata lain, wilayah Indonesia bagian barat tersebut memiliki
perhitungan waktu UTC +7 atau GMT +7. GMT adalah singkatan yang digunakan untuk
menyatakan Greenwich Mean
Time.
Beberapa provinsi yang termasuk ke
dalam zona Indonesia bagian barat (WIB) adalah Provinsi Nangroe Aceh Darussalam,
Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, Provinsi
Kepulauan Riau (Kepri), Provinsi Jambi,
Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Lampung, Provinsi
Bangka Belitung, Provinsi Bengkulu,
Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten, Provinsi Jawa
Tengah, Provinsi DI Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Kalimantan Barat, dan Provinsi
Kalimantan Tengah.
b. Waktu
Indonesia bagian Tengah
Indonesia bagian tengah terbentang sepanjang 120o
Bujur Timur. Posisi tersebut membuat wilayah Indonesia bagian tengah memiliki
waktu 8 jam lebih cepat dibandingkan waktu di kota Greenwich. Beberapa lokasi
yang termasuk ke dalam wilayah Indonesia bagian tengah mencakup Pulau Sulawesi,
Pulau Bali, Pulau Kalimantan bagian Utara, Timur dan Selatan serta wilayah Nusa
Tenggara Timur (NTT), dan wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Untuk wilayah
Indonesia bagian tengah ini pembagian waktu dihitung dengan UTC +8 atau GMT +8.
Untuk beberapa provinsi di Indonesia yang termasuk ke dalam waktu Indonesia
bagian tengah (WITA) adalah Provinsi Kalimantan Utara, Provinsi Kalimantan
Timur, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat,
Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Sulawesi Tengah,
Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara,
dan Provinsi Gorontalo.
c. Waktu
Indonesia bagian Timur
Wilayah Indonesia bagian timur terbentang sepanjang
135o Bujur Timur. Beberapa wilayah yang masuk ke dalam cakupan
Indonesia bagian timur adalah pulau Papua dan Kepulauan Maluku. Lokasi bujur
tersebut membuat wilayah Indonesia bagian timur memiliki waktu 9 jam lebih
cepat dibandingkan dengan kota Greenwich. Untuk perhitungan waktu pada wilayah
Indonesia bagian timur ini menggunakan UTC +9 atau GMT +9. Beberapa provinsi
yang masuk ke dalam waktu Indonesia bagian timur (WIT) adalah Provinsi Maluku, Provinsi
Maluku Utara, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat.
3. Garis
Bujur yang Dimiliki Indonesia dan Akibatnya
Indonesia berada pada lokasi garis bujur 95oBT-141oBT.
Apabila lokasi tersebut dihitung dari lokasi 0o (kota Greenwich)
maka Indonesia akan memiliki perbedaan waktu dengan kota Greenwich sebanyak 7
jam. Karena 95o/15o=7 jam. Jadi Indonesia memiliki waktu
7 jam lebih awal bila dibandingkan dengan kota Greenwich. Berdasarkan Keputusan
Presiden RI No. 243 Tahun 1963, Indonesia menggunakan pembagian 3 zona waktu.
Ketetapan tersebut mulai diterapkan pada 1 Januari 1964. Adapun penetapan 3
zona waktu di Indonesia tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu:
§ Membuat dan juga merujuk ke peraturan yang lebih
sederhana.
§ Pembagian waktu diusahakan agar waktu Matahari Sejati jangan
sampai berbeda terlalu besar dengan waktu tolok, terutama bagi kota-kota besar
dan penting.
§ Batas suatu pembagian wilayah dan juga waktu tidak boleh
sampai membelah suatu provinsi.
§ Untuk menetapkan pembagian zona waktu di Indonesia harus
memperhatikan berbagai faktor seperti faktor agama, politik, kegiatan
masyarakat dan ekonomi, kepadatan prnduduk, lalu lintas/perhubungan,
sosio-psikologis, serta perkembangan pembangunan.
Melalui penjelasan tersebut kita
bisa mengetahui bahwa pembagian 3 zona waktu yang ada di Indonesia ternyata
didasarkan pada posisi Indonesia terhadap garis bujur. Meskipun garis bujur
berperan penting dalam sistem navigasi untuk menentukan sebuah lokasi, namun
garis bujur juga mempunyai peranan mutlak untuk menentukan pembagian waktu yang
ada di bumi, termasuk di Indonesia. Contoh kasus ketika siaran televisi
ditayangkan pada pukul 08.00 WIB maka di Indonesia bagian tengah akan tayang
pada pukul 09.00 dan di wilayah Indonesia bagian timur akan tayang pada pukul
10.00.
C.
Koordinat
Bumi
Sistem koordinat
merupakan kesepakatan tata cara menentukan posisi suatu tempat di muka bumi. Sistem
koordinat bumi digunakan untuk menunjukkan suatu titik atau lokasi di bumi
berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang yaitu garis vertikal
yang mengukur sudut antara suatu titik dengan garis katulistiwa. Titik di utara
garis katulistiwa dinamakan Lintang Utara, disingkat LU sedangkan titik di
selatan katulistiwa dinamakan Lintang Selatan, disingkat LS. Garis bujur yaitu
garis horizontal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan titik nol di
bumi, yaitu Greenwich di London Britania Raya yang merupakan titik bujur 0°
atau 360° yang diterima secara internasional. Titik di barat bujur 0° dinamakan
Bujur Barat, disingkat BB sedangkan titik di timur 0° dinamakan
Bujur Timur, disingkat BT.
Dalam Bahasa Inggris; garis Lintang dikenal dengan Latitude, disingkat Lat,
sedangkan garis Bujur dikenal dengan istilah Longitude,
disingkat Lon.
Suatu titik di
Bumi dapat dideskripsikan dengan menggabungkan kedua pengukuran tersebut. Misal
: 6° 10′ 12.9” Lintang Selatan (LS) 106° 49′
27.0” Bujur Timur (BT) adalah lokasi dari “Istana Merdeka”.
Pembacaan : “Enam
derajat, sepuluh menit, dua belesa koma sembilan detik Lintang Selatan. Seratus
enam derajat, empat puluh sembilan menit, dua puluh tujuh koma nol, Bujur
Timur”. Setiap 60 detik, nilai menit naik satu angka, begitu juga setelah nilai
menit berjumlah 60, nilai derajat naik satu angka begitu seterusnya.
Ada
tiga jenis format koordinat yang digunakan di GPS:
1.
hddd.ddddd° = Degrees.degrees
(derajat koma derajat)
2. hddd°mm.mmm’ = Degrees
minutes.minutes (derajat menit koma menit)
3.
hddd°mm’ss.s”= Degrees minutes
seconds.seconds (derajat menit detik koma detik)
Kita bebas memilih yang mana, karena nilainya sama
hanya beda penulisan. akan tetapi yang paling praktis adalah jenis yang nomer 1
yaitu “derajat koma derajat”. Untuk mengkonversi jenis
kordinat hddd°mm’ss.s” ke
kordinat hddd°mm.mmm’
dan ke koordinat hddd.ddddd° adalah dengan cara sebagai
berikut:
Contoh
:
6° 10′ 12.9” Lintang Selatan (LS) 106°
49′ 27.0” Bujur Timur (BT)
§
Konversi
ke koordinat hddd°mm.mmm’
:
6° (10+12.9/60)’ = 6° 10.215′ LS
106° (49+27.0/60)’ = 106° 49.45′ BT
§ Konversi ke koordinat hddd.ddddd° :
6+((10/60)+(12.9/3600))° = 6.17025° LS
106+((49/60)+(27.0/3600))° = 106.824167° BT
§ Konversi koordinat hddd.ddddd° ke koordinat hddd°mm.mmm’ :
6.17025° = 0,17025*60% = 0,10215
dua angka di belakang koma dipisah dengan
titik sehingga menjadi 0,10.215 kemudian angka 0 diganti dengan angka
di depan koma (dalam
contoh ini 6) maka
hasil akhirnya 6° 10.215′.
Lintang Selatan dan Bujur Barat juga dapat ditulis dengan nilai “Negatif” sehingga
koordinat “Istana Merdeka” di atas dapat ditulis juga : -6.17025, 106.824167.
BAB
III
KESIMPULAN
1.
Garis lintang merupakan garis maya yang
digunakan untuk menentukan sebuah lokasi di bumi yang berpusat pada garis
khatulistiwa. Garis lintang juga digunakan sebagai acuan untuk menentukan
perbedaan zona iklim di bumi. Dengan menggunakan bantuan garis lintang, dapat
diketahui iklim yang berada di belahan negara tertentu beriklim tropis,
subtropis, sedang, atau dingin.
2.
Garis bujur merupakan garis khayal yang
ditarik dari kutub utara ke kutub selatan maupun sebaliknya. Garis bujur akan
membagi bumi menjadi dua bagian yaitu belahan bumi timur dan belahan bumi
bagian barat. Garis bujur berperan penting dalam sistem navigasi untuk
menentukan sebuah lokasi, namun garis bujur juga mempunyai peranan mutlak untuk
menentukan pembagian waktu yang ada di bumi, termasuk di Indonesia
3.
Sistem koordinat merupakan kesepakatan
tata cara menentukan posisi suatu tempat di muka bumi. Sistem koordinat bumi
digunakan untuk menunjukkan suatu titik atau
lokasi di bumi berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang
yaitu garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan garis
katulistiwa. Garis bujur yaitu garis horizontal yang mengukur sudut antara
suatu titik dengan titik nol di bumi.
DAFTAR
PUSTAKA
Comments
Post a Comment