PEMBAGIAN TEMPAT BERDASARKAN LINTANG DAN BUJUR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah IPS 1
Dosen Pengampu Ahmad Agung Yuwono Putro, M.Pd.












Disusun Oleh:
Silvester Hanaveli S               (15144600015)
Era Hami Isnaini                    (15144600039)



A1-15
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2016






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Setiap tempat yang ada di bumi pasti memiliki letak astronomis sendiri-sendiri. Namun, masih banyak orang yang belum begitu paham mengenai letak astronomis. Letak Indonesia secara astronomis adalah letak wilayah Indonesia yang didasarkan pada garis lintang dan garis bujur. Untuk menentukan suatu tempat secara tepat di permukaan bumi biasanya digunakan garis geografi yang diakui secara internasional. Garis geografi tersebut ada dua yaitu garis lintang dan garis bujur. Lingkaran keliling bumi yang telah dibagi ke dalam garis bujur (timur-barat), seluruhnya sebesar 360 derajat dan posisi kutub utara dan kutub selatan bumi ke dalam garis lintang (utara-selatan), sseluruhnya sebesar 180 derajat.
Bumi berbentuk seperti bola yang di tepatkan pada kedua kutubnya (elipsoid), maka koordinat bumi di dasarkan pada koordinat bola. Sistem ini disebut dengan koordinat geografi, yaitu penentuan suatu lokasi oleh besaran garis lintang (latitude) dan besaran garis bujur (longitude) yang dinyatakan dalam derajat, menit, dan detik. Hubungan antara koordinat geografi ditentukan oleh lokasinya dipermukaan bumi. Di sepanjang equator dan meridian, 1 adalah 111,322km berarti keliling bumi adalah 40.000km, dan jari-jari 6370km, hasilnya 1 panjangnya 78,6km, sedangkan pada kutub nilainya adalah nol (0). Topik inilah yang akan dibahas, yaitu pembagian tempat berdasarkan lintang dan bujur.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pembagian tempat di muka bumi berdasarkan garis lintang?
2.      Bagaimana pembagian tempat di muka bumi berdasarkan garis bujur?
3.      Apa pengertian koordinat bumi
C.    Tujuan Penulisan
1.      Menjelaskan pembagian tempat di muka bumi berdasarkan garis lintang
2.      Menjelaskan pembagian tempat di muka bumi berdasarkan garis bujur
3.      Mengetahui pengertian koordinat bumi


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Garis Lintang
Garis lintang merupakan garis maya yang digunakan untuk menentukan sebuah lokasi di bumi yang berpusat pada garis khatulistiwa (utara dan selatan). Garis lintang akan melingkari bumi dari bagian ekuator hingga ke bagian kutub utara dan ke bagian kutub selatan. Garis yang berada di sebelah utara ekuator disebut dengan Lintang Utara (LU), sedangkan garis yang berada di sebelah selatan ekuator disebut dengan Lintang Selatan (LS). Jarak antara garis yang satu dengan lainnya dihitung dalam satuan derajat. Karena garis ekuator (khatulistiwa) dipakai sebagai patokan, maka garis ekuator atau khatulistiwa berada pada titik nol derajat. Makin ke utara atau makin ke selatan dari garis khatulistiwa maka angka derajat akan semakin besar hingga mencapai angka 90 derajat tepat di kutub utara atau di kutub selatan. Dalam ilmu geografi, satuan derajat juga bisa disebut sebagai jam. 1 jam terbagi menjadi 60 menit (diberi simbol ‘) dan satu menit terbagi menjadi 60 detik (diberi simbol “). Maka, garis lintang sebuah lokasi dapat juga disebut sebagai jam.
Sebagai contoh sebuah lokasi memiliki garis intang 57º 27’ 14” LS, maka dapat dibaca sebagai 57 jam 27 menit 14 detik lintang selatan.  Di sebelah utara, lintang akan bernilai positif, sedangkan di sebelah selatan, lintang akan bernilai negatif. Beberapa garis lintang yang dianggap penting adalah Garis Balik Utara (23°27′ LU), Garis Balik Selatan (23°27′ LS), Lingkar Arktik (66°33′ LU), dan Lingkar Antartik (66°33′ LS). Pertemuan antara dua titik balik matahari tersebut membuat matahari tepat pada posisi zenith. Sedangkan pada lingkar arktik atau antartik, kutub utara atau kutub selatan akan mengalami peristiwa yang disebut matahari tengah malam. Yang dimaksud dengan matahari tengah malam ialah ketika satu hari matahari akan terus bersinar atau dalam satu hari matahari sama sekali tidak nampak, baik di kutub utara atau di kutub selatan.
1.      Fungsi Garis Lintang
Dalam keberadaannya, garis lintang memiliki 2 fungsi utama, yaitu:
a.       Bersama dengan garis bujur, garis lintang berguna untuk menentukan suatu lokasi. Dalam penentuannya, garis lintang dilambangkan sebagai sumbu x sedangkan garis bujur dilambangkan sebagai sumbu y di dalam sistem koordinat. Contoh penentuan lokasi menggunakan kombinasi antara garis lintang dan garis bujur ialah lokasi Sabang di pulau We berada pada koordinat 6oLU 95o BT serta lokasi kota Merauke di Papua memiliki koordinat 11oLS dan 141oBT. Titik koordinat tersebut sangat penting dalam penentuan sistem navigasi di dunia penerbangan maupun pelayaran.
b.      Garis lintang digunakan sebagai acuan untuk menentukan perbedaan zona iklim di bumi. Dengan menggunakan bantuan garis lintang, dapat diketahui iklim yang berada di belahan negara tertentu beriklim tropis atau sub-tropis, dan lain-lain.
  1. Pembagian Iklim Berdasarkan Garis Lintang
Pembagian iklim di bumi yang memanfaatkan garis lintang adalah klasifikasi iklim matahari. Pembagian iklim matahari dilakukan dengan dasar pada banyak atau sedikitnya sinar matahari atau bisa juga berdasarkan letak dan kedudukan matahari terhadap permukaan bumi.
Dalam kurun waktu setahun, matahari dapat mengalami 4 macam kedudukan, yakni:
§  Pada tanggal 21 Maret, matahari akan beredar pada garis khatulistiwa. Pada masa ini matahari akan berada pada garis lintang 0º.
§  Pada tanggal 21 Juni, matahari akan beredar pada garis balik utara. Pada masa ini matahari akan berada pada posisi 23,5º LU.
§  Pada tanggal 23 September, matahari akan beredar pada garis khatulistiwa. Sama halnya seperti pada tanggal 21 Maret, matahari akan berada pada garis lintang 0º.
§  Pada tanggal 22 Desember, matahari akan beredar pada garis balik selatan. Pada masa ini, matahari akan berada pada posisi 23,5º LS.
Berdasarkan pada garis lintang, pembagian iklim matahari dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a.    Iklim Tropis
Daerah beriklim tropis memiliki posisi lintang pada 0° – 23½° LU dan 0° – 23½° LS. Daerah yang beriklim tropis memiliki ciri-ciri:
1)        Suhu udara relatif tinggi karena matahari selalu pada posisi vertikal dengan wilayah tersebut. Suhu udara berkisar antara 20-23oC, bahkan di beberapa tempat dapat mencapai 30oC.
2)        Amplitudo suhu rata-rata tahunannya relatif kecil, di khatulistiwa berkisar antara 1°-5° C. Untuk amplitudo hariannya relatif besar.
3)        Tekanan udara rendah dan mengalami perubahan secara teratur dan perlahan.
4)        Memiliki curah hujan yang relatif banyak bila dibandingkan dengan negara lain.
5)        Indonesia, Malaysia, Thailand, dan negara-negara yang berada pada kisaran garis lintang seperti yang telah disebutkan di atas adalah contoh-contoh negara yang memiliki pembagian musim iklim tropis.
b.    Iklim Subtropis
Daerah iklim subtropis memiliki letak garis lintang pada 23½°- 40° LU dan 23½°- 40° LS. Negara yang beriklim subtropis yaitu Amerika Serikat. Ciri-ciri daerah beriklim subtropis adalah:
1)        Merupakan daerah peralihan dari wilayah tropis dan wilayah beriklim sedang.
2)        Daerah ini memiliki 4 macam musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur, dan musin dingin. Di daerah ini, musim panas tidak terlalu panas dan musim dingin tidak terlalu dingin.
3)        Sepanjang tahun, suhu udara tidak ekstrim, artinya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
4)        Pada daerah iklim subtropis yang mengalami hujan pada musim dingin dan pada musim panas memiliki udara yang kering maka daerah tersebut memiliki iklim Mediterania.
5)        Jika hujan terjadi pada musim panas dan pada musim dingin udara relatif kering maka daerah tersebut disebut memiliki iklim Tiongkok.
c.    Iklim Sedang
Daerah beriklim sedang memiliki lokasi dengan garis lintang 40°- 66½° LU dan 40° - 66½° LS. Negara yang beriklim sedang yaitu negara-negara eropa. Wilayah dengan iklim sedang memiliki ciri-ciri:
1)        Memiliki banyak gerakan udara siklonal. Tekanan udara sering mengalami perubahan, arah angin bertiup tidak menentu, dan juga sering terjadi badai.
2)        Amplitudo suhu hariannya lebih besar bila dibandingkan dengan amplitudo suhu tahunan (berkebalikan dengan amplitudo daerah iklim tropis).
d.   Iklim Dingin
Daerah beriklim dingin memiliki lokasi dengan garis lintang 66½˚ LS sampai 90˚ LS dan 66½˚ LU sampai 90˚ LU. Daerah yang termasuk ke dalam lingkup iklim dingin adalah wilayah kutub, karena itu wilayah ini juga sering disebut dengan iklim kutub. Iklim dingin terbagi menjadi dua iklim yakni iklim tundra dan iklim es.
Wilayah yang beriklim tundra memiliki ciri-ciri:
1)         Musim dingin berlangsung dalam kurun waktu yang relatif lama.
2)        Musim panas ditandai dengan udara yang sejuk berlangsung dalam kurun waktu yang singkat.
3)        Udara di wilayah ini kering.
4)        Sepanjang tahun tanah akan mengalami pembekuan.
5)        Sepanjang musim dingin, tanah akan tertutupi dengan es dan salju.
6)        Pada musim panas akan terbentuk rawa yang luas karena es dan salju mengalami pencairan di permukaan tanah.
7)        Di wilayah ini banyak ditemukan vegetasi berupa lumut-lumutan dan semak-semak.
8)        Wilayah yang termasuk ke dalam iklim tundra meliputi wilayah Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan Greenland, dan pantai utara Siberia.
Untuk wilayah yang beriklim es memiliki ciri-ciri:
1)        Suhu udara terus berada pada kisaran yang rendah sehingga tercipta salju abadi.
2)        garis lintang utara dan selatanKutub utara, Greenland, dan kutub selatan adalah wilayah yang memiliki iklim es.








B.       Garis Bujur
Garis bujur merupakan garis khayal yang ditarik dari kutub utara ke kutub selatan maupun sebaliknya. Garis bujur akan membagi bumi menjadi dua bagian yaitu belahan bumi timur dan belahan bumi bagian barat. Tempat yang dianggap sebagai 0o pada penetapan garis bujur adalah garis dari kutub utara ke kutub selatan yang tepat melintasi kota Greenwich di Inggris. Garis bujur yang berada di sebelah barat kota Greenwich disebut dengan Bujur Barat, sedangkan garis bujur yang berada di sebelah timur kota Greenwich disebut dengan Bujur Timur. Antara garis bujur barat dan bujur timur dibatasi hingga 180o dari kota Greenwich. Sebenarnya tidak ada patokan utama yang menjelaskan mengenai dasar ditetapkannya bujur barat dan bujur timur. Namun, berdasarkan pada Konferensi Meridian Internasional yang dilaksanakan pada tahun 1884, kota Greenwich di Inggris ditetapkan sebagai meridian utama universal atau disebut juga sebagai titik nol bujur.
1.    Fungsi Garis Bujur
Selama ini kita mengenal garis bujur sebagai salah satu penentu lokasi letak astronomis sebuah wilayah. Namun pada kenyataannya, garis bujur masih memiliki fungsi lain. Berikut ini beberapa fungsi garis bujur:
§  Bersama dengan garis lintang, garis bujur akan menentukan sebuah lokasi tertentu. Kombinasi antara garis bujur dan juga garis lintang akan menentukan di mana suatu lokasi berada. Keduanya akan menentukan lokasi absolut dari sebuah tempat, daerah, atau objek geografi tertentu.
§  Garis bujur dijadikan sebagai dasar penentuan pembagian waktu di seluruh bumi. Setiap jarak 15o ke arah bujur timur atau ke arah bujur barat akan menunjukkan selisih waktu sebanyak 1 jam (60 menit).
§  Garis bujur digunakan untuk memperagakan gerak rotasi bumi. Selama sehari bumi akan berotasi hingga 360o, 360o tersebut akan terbagi menjadi 24 jam. Karena itu dalam pembagian waktu di bumi, setiap jarak 15o akan menghasilkan selisih waktu sebanyak 1 jam. Dasarnya ialah 360°/24 jam=15°. Jadi setiap rotasi bumi sebanyak 15o berarti menghabiskan waktu sebanyak 1 jam.
§  Garis bujur bisa dijadikan sebagai alat peraga siang dan malam. Siang dan malam muncul sebagai akibat adanya rotasi bumi dan penyinaran matahari. Selain itu, garis bujur juga akan menjelaskan mengenai perbedaan penanggalan. Garis bujur 180o yang melewati benua di dunia yaitu Samudera Pasifik dianggap sebagai garis penanggalan internasional. Jika di bagian timur sudah memasuki hari selasa, maka di bagian barat masih berada pada hari senin.
2.                            Perhitungan Pembagian Waktu di Indonesia
Perhitungan yang dipakai untuk membagi Indonesia menjadi 3 zona waktu, antara 95oBT sampai dengan 141oBT memiliki panjang busur sebesar 46o. Jika setiap 15o rotasi bumi berarti selisih waktunya adalah satu jam (60 menit), maka setiap 1o selisihnya adalah 4 menit (60 menit/15o = 4 menit). Maka, untuk panjang busur 46o, terdapat selisih waktu sebanyak 3 jam 4 menit yang dibulatkan menjadi 3 jam (46o x 4 menit=184 menit). Berdasarkan hal tersebut maka Indonesia terbagi menjadi 3 zona waktu yaitu Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB), Waktu Indonesia Bagian Tengah (WITA), dan Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT).
a.    Waktu Indonesia bagian Barat
Wilayah Indonesia bagian barat terlentang sepanjang 105 bujur timur. Wilayah Indonesia bagian barat ini mencakup pulau Sumatera, pulau Jawa, pulau Madura, serta pulau Kalimantan bagian barat dan tengah. Dengan posisi tersebut, wilayah Indonesia bagian barat terpaut 7 jam lebih cepat dibandingkan di kota Greenwich. Dengan kata lain, wilayah Indonesia bagian barat tersebut memiliki perhitungan waktu UTC +7 atau GMT +7. GMT adalah singkatan yang digunakan untuk menyatakan Greenwich Mean Time.
Beberapa provinsi yang termasuk ke dalam zona Indonesia bagian barat (WIB) adalah Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Lampung, Provinsi Bangka Belitung, Provinsi Bengkulu, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi DI Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Kalimantan Barat, dan Provinsi Kalimantan Tengah.
b.    Waktu Indonesia bagian Tengah
Indonesia bagian tengah terbentang sepanjang 120o Bujur Timur. Posisi tersebut membuat wilayah Indonesia bagian tengah memiliki waktu 8 jam lebih cepat dibandingkan waktu di kota Greenwich. Beberapa lokasi yang termasuk ke dalam wilayah Indonesia bagian tengah mencakup Pulau Sulawesi, Pulau Bali, Pulau Kalimantan bagian Utara, Timur dan Selatan serta wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), dan wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Untuk wilayah Indonesia bagian tengah ini pembagian waktu dihitung dengan UTC +8 atau GMT +8. Untuk beberapa provinsi di Indonesia yang termasuk ke dalam waktu Indonesia bagian tengah (WITA) adalah Provinsi Kalimantan Utara, Provinsi Kalimantan Timur, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara, dan Provinsi Gorontalo.
c.    Waktu Indonesia bagian Timur
Wilayah Indonesia bagian timur terbentang sepanjang 135o Bujur Timur. Beberapa wilayah yang masuk ke dalam cakupan Indonesia bagian timur adalah pulau Papua dan Kepulauan Maluku. Lokasi bujur tersebut membuat wilayah Indonesia bagian timur memiliki waktu 9 jam lebih cepat dibandingkan dengan kota Greenwich. Untuk perhitungan waktu pada wilayah Indonesia bagian timur ini menggunakan UTC +9 atau GMT +9. Beberapa provinsi yang masuk ke dalam waktu Indonesia bagian timur (WIT) adalah Provinsi Maluku, Provinsi Maluku Utara, Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat.
3.    Garis Bujur yang Dimiliki Indonesia dan Akibatnya
Indonesia berada pada lokasi garis bujur 95oBT-141oBT. Apabila lokasi tersebut dihitung dari lokasi 0o (kota Greenwich) maka Indonesia akan memiliki perbedaan waktu dengan kota Greenwich sebanyak 7 jam. Karena 95o/15o=7 jam. Jadi Indonesia memiliki waktu 7 jam lebih awal bila dibandingkan dengan kota Greenwich. Berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 243 Tahun 1963, Indonesia menggunakan pembagian 3 zona waktu. Ketetapan tersebut mulai diterapkan pada 1 Januari 1964. Adapun penetapan 3 zona waktu di Indonesia tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu:
§  Membuat dan juga merujuk ke peraturan yang lebih sederhana.
§  Pembagian waktu diusahakan agar waktu Matahari Sejati jangan sampai berbeda terlalu besar dengan waktu tolok, terutama bagi kota-kota besar dan penting.
§  Batas suatu pembagian wilayah dan juga waktu tidak boleh sampai membelah suatu provinsi.
§  Untuk menetapkan pembagian zona waktu di Indonesia harus memperhatikan berbagai faktor seperti faktor agama, politik, kegiatan masyarakat dan ekonomi, kepadatan prnduduk, lalu lintas/perhubungan, sosio-psikologis, serta perkembangan pembangunan.
Melalui penjelasan tersebut kita bisa mengetahui bahwa pembagian 3 zona waktu yang ada di Indonesia ternyata didasarkan pada posisi Indonesia terhadap garis bujur. Meskipun garis bujur berperan penting dalam sistem navigasi untuk menentukan sebuah lokasi, namun garis bujur juga mempunyai peranan mutlak untuk menentukan pembagian waktu yang ada di bumi, termasuk di Indonesia. Contoh kasus ketika siaran televisi ditayangkan pada pukul 08.00 WIB maka di Indonesia bagian tengah akan tayang pada pukul 09.00 dan di wilayah Indonesia bagian timur akan tayang pada pukul 10.00.
C.      Koordinat Bumi
Sistem koordinat merupakan kesepakatan tata cara menentukan posisi suatu tempat di muka bumi. Sistem koordinat bumi digunakan untuk menunjukkan suatu titik atau lokasi di bumi berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang yaitu garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan garis katulistiwa. Titik di utara garis katulistiwa dinamakan Lintang Utara, disingkat LU sedangkan titik di selatan katulistiwa dinamakan Lintang Selatan, disingkat LS. Garis bujur yaitu garis horizontal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan titik nol di bumi, yaitu Greenwich di London Britania Raya yang merupakan titik bujur 0° atau 360° yang diterima secara internasional. Titik di barat bujur 0° dinamakan Bujur Barat, disingkat BB sedangkan titik di timur 0° dinamakan Bujur Timur, disingkat BT. Dalam Bahasa Inggris; garis Lintang dikenal dengan Latitude, disingkat Lat, sedangkan garis Bujur dikenal dengan istilah Longitude, disingkat Lon.
Suatu titik di Bumi dapat dideskripsikan dengan menggabungkan kedua pengukuran tersebut. Misal : 6° 10′ 12.9” Lintang Selatan (LS)  106° 49′ 27.0” Bujur Timur (BT) adalah lokasi dari “Istana Merdeka”.
Pembacaan : “Enam derajat, sepuluh menit, dua belesa koma sembilan detik Lintang Selatan. Seratus enam derajat, empat puluh sembilan menit, dua puluh tujuh koma nol, Bujur Timur”. Setiap 60 detik, nilai menit naik satu angka, begitu juga setelah nilai menit berjumlah 60, nilai derajat naik satu angka begitu seterusnya.
Ada tiga jenis format koordinat yang digunakan di GPS:
1.    hddd.ddddd° = Degrees.degrees (derajat koma derajat)
2.    hddd°mm.mmm’ = Degrees minutes.minutes (derajat menit koma menit)
3.    hddd°mm’ss.s”= Degrees minutes seconds.seconds (derajat menit detik koma detik)
Kita bebas memilih yang mana, karena nilainya sama hanya beda penulisan. akan tetapi yang paling praktis adalah jenis yang nomer 1 yaitu “derajat koma derajat”. Untuk mengkonversi jenis kordinat hddd°mm’ss.s” ke kordinat hddd°mm.mmmdan ke koordinat hddd.ddddd° adalah dengan cara sebagai berikut:
Contoh :
6° 10′ 12.9” Lintang Selatan (LS)  106° 49′ 27.0” Bujur Timur (BT)
§  Konversi ke koordinat hddd°mm.mmm’ :
6° (10+12.9/60)’ =  10.215′ LS 
106° (49+27.0/60)’ = 106° 49.45′ BT
§  Konversi ke koordinat hddd.ddddd° :
6+((10/60)+(12.9/3600))° = 6.17025° LS 
106+((49/60)+(27.0/3600))° = 106.824167° BT
§  Konversi koordinat hddd.ddddd°  ke koordinat hddd°mm.mmm’ :
6.17025° = 0,17025*60% = 0,10215
dua angka di belakang koma dipisah dengan titik sehingga menjadi 0,10.215 kemudian angka 0 diganti dengan angka di depan koma (dalam contoh ini 6) maka hasil akhirnya 6° 10.215′.
Lintang Selatan dan Bujur Barat juga dapat ditulis dengan nilai “Negatif” sehingga koordinat “Istana Merdeka” di atas dapat ditulis juga : -6.17025106.824167.
 













BAB III
KESIMPULAN

1.        Garis lintang merupakan garis maya yang digunakan untuk menentukan sebuah lokasi di bumi yang berpusat pada garis khatulistiwa. Garis lintang juga digunakan sebagai acuan untuk menentukan perbedaan zona iklim di bumi. Dengan menggunakan bantuan garis lintang, dapat diketahui iklim yang berada di belahan negara tertentu beriklim tropis, subtropis, sedang, atau dingin.
2.        Garis bujur merupakan garis khayal yang ditarik dari kutub utara ke kutub selatan maupun sebaliknya. Garis bujur akan membagi bumi menjadi dua bagian yaitu belahan bumi timur dan belahan bumi bagian barat. Garis bujur berperan penting dalam sistem navigasi untuk menentukan sebuah lokasi, namun garis bujur juga mempunyai peranan mutlak untuk menentukan pembagian waktu yang ada di bumi, termasuk di Indonesia
3.        Sistem koordinat merupakan kesepakatan tata cara menentukan posisi suatu tempat di muka bumi. Sistem koordinat bumi digunakan untuk menunjukkan suatu titik atau  lokasi di bumi berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang yaitu garis vertikal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan garis katulistiwa. Garis bujur yaitu garis horizontal yang mengukur sudut antara suatu titik dengan titik nol di bumi.



DAFTAR PUSTAKA

Comments

Popular posts from this blog

APRESIASI SENI LUKIS SESUAI PRINSIP-PRINSIP SENI RUPA

MAKALAH PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP

Keunggulan dan Kelemahan Media LKS