Dongeng Anak Singkat

Dongeng di bawah ini adalah dongeng yang aku buat dadakan karena ada tugas dadakan dari bu dosen Bahasa Indonesia SD untuk pengganti UAS. Terinspirasi dari cerita di buku LKS MGMP Bahasa Inggris SMA "The Foolish Farmer". 



PETERNAK TUA YANG BODOH

Di sebuah desa terpencil di sudut kota, tinggallah seorang peternak tua yang hanya hidup bersama istrinya karena mereka tidak dikaruniai anak. Sehari-hari keduanya menghabiskan waktu untuk merawat 3 ekor ayam yang dimilikinya. Namun, hanya 2 ekor ayam yang bisa bertelur.  Diantara 2 ekor ayam itu, ada salah satu ayam kesayangannya yang baik, karena hanya ayam itulah yang dapat menghasilkan telur setiap harinya.
Suatu pagi, sang peternak bangun dari tidurnya dan bergegas menuju kandang ayam untuk mengumpulkan telur yang dihasilkan ayam-ayam itu. Betapa terkejutnya dia saat melihat salah satu ayam kesayangannya yang bertelur setiap hari itu menghasilkan telur yang begitu banyaknya dari hari sebelumnya.
“Bu, kemarilah ada yang ingin aku perlihatkan!” teriak sang peternak.
“Ada apa, Pak? Kok begitu hebohnya bapak memanggilku.” Tanya Ibu.
“ Ini bu, ayam kesayangan kita bertelur banyak tak seperti hari sebelumnya, bu.”
“Iya pak, banyak sekali telurnya.” Kata ibu
“ Ayo bu, pergilah ke kota untuk menjual telur-telur ini dan kita akan mendapat uang banyak.”
“Baiklah pak, kita taruh telur ini di keranjang terlebih dahulu.” Kata Ibu dengan gembira.
            Setelah telur itu masuk dalam keranjang, istrinya bergegas untuk ke kota. Dan ia menunggu di rumah.
“Kalau begini mengapa aku harus menunggu sebutir telur tiap harinya dari ayam kesayanganku, betapa bodohnya aku.” Pikirnya.
“Isi perut ayam itu pasti sekarang penuh dengan telur, kenapa tidak sekarang saja aku ambil semuanya, sehingga aku tidak perlu bersusah payah untuk menunggu setiap harinya, karena dalam sehari ini aku akan mendapat uaang banyak sekaligus” Begitulah pikir sang peternak itu.
Kemudian ia mengambil pisau miliknya, ia menangkap ayam kesayangannya itu dan membunuhnya. Ketika ia memotong dan membelah perut ayam itu, namun apa yang terjadi? Ia tidak menemukan sebutir telurpun di dalam perut ayam itu. Ayam kesayangannya  itu yang setiap hari dapat bertelur sekarang telah mati di tangan sang peternak sendiri. Sang peternak tidak bisa mendapatkan telur lebih banyak lagi karena ayam yang bisa bertelur setiap hari itu telah mati. Dan dia tidak bisa mendapatkan banyak uang seperti biasanya dari ayam kesayangannya itu.



Pesan Moral:
Selalu bersyukur dengan apa yang ada, karena keserakahan pada akhirnya hanya akan membawa kehancuran dan penderitaan.






Comments

  1. mbak, saya sudah baca beberapa tulisannya mbak
    cukup aktif juga ngeblog
    gak minat ganti template yang lebih menarik mbak?
    Banyak kok template blog gratisan
    Tau kan caranya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. gimana ya kak caranya? udh tau sih, tapi tak coba gak bisa mulu

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

APRESIASI SENI LUKIS SESUAI PRINSIP-PRINSIP SENI RUPA

MAKALAH PERKEMBANGBIAKAN MAKHLUK HIDUP

Keunggulan dan Kelemahan Media LKS