Analisis SWOT KTSP dan Kurikulum 2013
1Berdasarkan Sumber Pendukung Keberhasilan Kurikulum
1. Strength
(Kelebihan)
Evaluasi Pembelajaran masing-masing
Kurikulum
KTSP
|
Kurikulum 13
|
Berfokus pada
pengetahuan melalui penilaian output
|
Berbasis
kemampuan melalui penilaian proses dan output.
|
Menekankan
aspek kognitif
|
Kurikulum menekankan
aspek kognitif, afektif, psikomotorik
|
Standart
penilaian lebih dominan pada aspek pengetahuan
|
Standart
penilaian menggunakan penilaian otentik yaitu mengukur semua kompetensi
sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.
|
a.
Kurikulum 2013
Lebih menekankan pada
pendidikan karakter, agar peserta didik lebih kreatif dan inovatif. Misalnya,
pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program
studi.
b.
KTSP
Sangat memungkinkan bagi
setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu
yang sesuai bagi kebutuhan siswa. Sekolah lebih leluasa untuk mengembangkan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.
2. Weakness
(Kelemahan)
a. Kurikulum 2013
Ketrampilan merancang RPP dan penilaian autentik belum
sepenuhnya dikuasai oleh guru, disamping itu juga kelemahan dalam kurikulum
2013 terletak pada penilaian yang terperinci dan membutuhkan waktu yang lama dalam
implementasinya, dari hasil dapat disimpulkan sebenarnya bukan terletak pada sistem
penilaian yang sulit akan tetapi terletak pada kurangnya sosialiasi atau
bimbingan kurikulum 2013 khusunya dalam penilaian di sekolah dasar, yang mengakibat
pemahaman guru tentang sistem penilain kurang dan berujung pada implementasi
dari penilaian guru belum sesuai tujuannya.
b. KTSP
Kurangnnya SDM yang mampu menjabarkan KTSP pada
kebanyakan satuan pendidikan yang ada, minimnya kualitas guru dan sekolah, kurangnya
ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai kelengkapan dari
pelaksanaan KTSP. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam
pelajaran akan berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi
kewajiban mengajar 24 jam, sebagai syarat sertifikasi guru untuk mendapatkan
tunjangan profesi
3. Oportunity
(Peluang)
a. Kurikulum 2013
Kesiapan terletak pada
guru. Guru harus terdorong kreatif dan memicu kemampuannya melalui
pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan
profesionalisme secara terus menerus. Menjadi peluang bagi guru untuk lebih
meningkatkan pendidikan dan pelatihan dari program sekolah.
b. KTSP
Keberhasilan atau
kegagalan implementasi kurikulum di sekolah sangat bergantung pada kepala
sekolah dan guru, karena dua figur tersebut merupakan kunci yang menentukan dan
menggerakkan berbagai komponen di lingkungan sekolah. Setiap sekolah dapat
mengelola dan mengembangkan berbagai potensinya secara optimal dalam kaitannya
dengan implementasi KTSP. KTSP memberi kebebasan kepada tiap-tiap sekolah untuk
menyelenggarakan program pendidikan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah,
kemampuan peserta didik, sumber daya yang tersedia dan kekhasan daerah.
Kurikulum KTSP mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah
untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program
pendidikan.
4. Threath
(Hambatan)
a.
Kurikulum
2013
Pelaksaanaan kurikulum 2013 masih menuai masalah
diantaranya terletak pada kesiapan guru, maka dalam mengimplementasi kurikulum
2013 adalah hambatan-hambatannya masih ada antara lain kurangnya kesiapan
sekolah terutama dalam sarana prasarana khusunya dalam bidang pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan ada fasilatas yang menunjang berjalannya
inplementasi kurikulum 2013 terutama di daerah atau di sekolah yang berada di
pedesan. Khusunya dalam penialaian kurikulum 2013 hambatan yang berarti adalah
pendidik masih belum memahami secara utuh bagaimana cara melakuakan penilaian
agar tidak membutuhkan waktu yang lama. Rumusan Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar dalam Kurikulum 2013 mengandung kelemahan-kelemahan dari sisi
subtansi dan logika, sehingga berpengaruh kepada Indikator-Indikator Kompetensi
Dasar dan penyusunan bahan ajar.
b.
KTSP
Kurikulum KTSP
memerlukan kepala sekolah yang handal dalam mengembangkan kurikulum dalam
menjalani sistem pengajaran, karena dibutuhkan kreatifitas, profesional yang
memiliki kemampuan manajerial yang handal. Keberhasilan Implementasi Kurikulum tergantung pada faktor penentu seperti
peningkatan kualitas guru, misalnya melakukan pelatihan, pendampingan, dan
kegiatan kolaboratif.
Comments
Post a Comment