Makalah Buku Pengayaan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, dinyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Adapun fungsi pendidikan nasional adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (Fokusmedia, 2003).
Pendidikan
akan berhasil jika peserta didik mengalami perubahan ke arah positif dalam
berbagai aspek. Buku akan sangat membantu dalam pencapaian perubahan ini. Oleh
karena itu, cukup beralasan apabila pemerintah dan semua pihak dapat
mengembangkan pengadaan buku, baik buku teks pelajaran, buku panduan pendidik,
buku pengayaan, dan buku referensi. Untuk keperluan ini diperlukan
langkah-langkah pengendalian dan pemantauan agar keberadaanya benar-benar dapat
membantu peningkatan mutu pendidikan serta sekaligus merupakan sarana yang
efektif dalam mencapai tujuan pendidikan. Hal ini sejalan dengan Permendiknas
Nomor 11/2005 Pasal 2 yang intinya menyatakan bahwa untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional tersebut, selain menggunakan buku teks pelajaran sebagai
acuan wajib, guru dapat menggunakan buku pengayaan dalam proses pembelajaran
dan menganjurkan peserta didik membacanya untuk menambah pengetahuan dan
wawasan (Pusat Perbukuan Depdiknas, 2005:3).
Buku pengayaan
di masyarakat sering dikenal dengan istilah buku bacaan atau buku kepustakaan.
Buku ini dimaksudkan untuk memperkaya wawasan, pengalaman, dan pengetahuan
pembacanya. Buku pengayaan diartikan sebagai buku yang memuat materi yang dapat
memperkaya dan meningkatkan penguasaan ipteks dan keterampilan; membentuk
kepribadian peserta didik, pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat
lainnya. Buku ini dapat menjadi bacaan bagi peserta didik, pendidik, pengelola
pendidikan, dan masyarakat lainnya. Adapun karakteristik buku pengayaan adalah
(1) Materi dapat bersifat kenyataan atau rekaan; (2) Pengembangan materi tidak
terkait langsung dengan kurikulum atau kerangka dasarnya; (3) Materi disajikan
secara popular atau teknik lain yang inovatif; (4) Penyajian materi dapat
berbentuk deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, puisi, dialog, dan/atau
menggunakan penyajian gambar; (5) Penggunaan media bahasa atau gambar dilakukan
secara inovatif dan kreatif.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1.
Apakah
definisi buku pengayaan?
2.
Apa fungsi,
tujuan, dan manfaat buku pengayaan?
3.
Apa kriteria
dan aspek-aspek buku pengayaan?
4.
Bagaimana
langkah-langkah penyusunan buku pengayaan?
C.
Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil tujuan
sebagai berikut:
1.
Mengetahui definisi
buku pengayaan
2.
Mengetahui fungsi,
tujuan, dan manfaat buku pengayaan
3.
Mengetahui kriteria
dan aspek-aspek buku pengayaan
4.
Mengetahui langkah-langkah
penyusunan buku pengayaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Buku Pengayaan
Berdasarkan klasifikasi yang dilakukan
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional tentang buku-buku pendidikan,
terdapat empat jenis buku pendidikan yaitu buku teks pelajaran, buku pengayaan,
buku referensi, dan buku panduan pendidik (Pusat Perbukuan 2008:1). Klasifikasi
ini diperkuat lagi oleh Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 tahun
2008 pasal 6 (2) yang menyatakan bahwa ―Selain buku teks pelajaran, pendidik
dapat menggunakan buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi
dalam proses pembelajaran‖. Berdasarkan ketentuan di atas maka terdapat empat
jenis buku yang digunakan dalam bidang pendidikan, yaitu (1) buku teks
pelajaran; (2) buku pengayaan; (3) buku referensi; dan (4) buku panduan
pendidik. Untuk memudahkan dalam
memberikan klasifikasi dan pengertian pada buku-buku pendidikan, dilakukan dua
pengelompokan buku pendidikan yang ditentukan berdasarkan ruang lingkup
kewenangan dalam pengendalian kualitasnya, yaitu (1) buku teks pelajaran dan
(2) buku nonteks pelajaran.
Buku pengayaan adalah buku yang
digunakan sebagai rujukan standar pada mata pelajaran tertentu. Karakteristik
buku pengayaan yakni sumber materi ajar berupa referensi buku mapel tertentu
yang disusun sistematis & sederhana disertai petunjuk pembelajaran. Dalam buku
tersebut termuat materi yang dapat meningkatkan, mengembangkan, dan memperkaya
kemampuan siswa (Pusat Perbukuan
2008:12). Pendapat lainnya, buku pengayaan atau buku pelajaran adalah
jenis buku yang digunakan dalam aktivitas belajar dan mengajar. Prinsipnya
semua buku dapat digunakan untuk bahan kajian pembelajaran. Buku pengayaan
disusun dengan alur dan logika sesuai dengan rencana pembelajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan. Buku
pengayaan diharap mampu mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran atau
kompetensi tertentu (Arifin, 2009:56).
B. Fungsi, Tujuan, dan Manfaat Buku Pengayaan
1.
Fungsi dan Tujuan
Buku Pengayaan
a.
Sebagai buku
pelengkap perpustakaan atau pendamping buku teks
b.
Sebagai
alternatif dalam menambah pengetahuan dan kecakapan siswa diluar penggunaan
buku teks
c.
Sebagai
penunjang buku teks yang digunakan di sekolah
d.
Meningkatkan
keterampilan siswa dan mengembangkan kepribadian siswa.
e.
Meningkatkan
jiwa solidaritas, kepekaan, sosial, dan menunbuhkan sikap demokratis.
2.
Manfaat Buku
pengayaan
Manfaat buku
pengayaan yaitu buku pengayaan dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan
ipteks, keterampilan, dan membentuk kepribadian peserta didik, pendidik,
pengelola pendidikan, dan masyarakat lainnya. Buku jenis ini tidak semata-mata
dimaksudkan hanya untuk peserta didik (siswa) namun dapat pula digunakan oleh
pihak lain atau masyarakat pada umumnya. Buku pengayaan dapat digunakan guru
dalam memperkaya hasil proses pembelajaran dan guru dapat menganjurkan peserta
didik untuk membaca buku-buku jenis ini.
C. Kriteria dan Aspek-Aspek Buku Pengayaan
Untuk dapat menulis buku pengayaan diperlukan pengenalan teknik penulisan
yang handal agar dapat meningkatkan kualitas buku tersebut dan hasilnya
berfungsi sebagai pengaya bagi peserta didik.
Sesuai dengan fungsinya sebagai buku pengayaan dalam proses pembelajaran
di sekolah (SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK), penulis buku pengayaan harus
memerhatikan tiga aspek, yaitu yang berkaitan dengan materi/isi buku, penyajian
materi/isi, kaidah bahasa atau ilustrasi yang digunakan, dan aspek grafika
suatu buku yang layak untuk digunakan di sekolah.
1. Aspek Materi/Isi Buku
Dalam menulis
buku pengayaan (baik pengetahuan, keterampilan, maupun kepribadian) harus
memerhatikan tiga kriteria pokok, yaitu:
a. Memiliki kesesuaian dengan tujuan pendidikan;
b. Menyesuaikan dengan perkembangan ilmu;
c. Mengembangkan kemampuan bernalar.
Ketiga kriteria ini harus terpenuhi dalam mengusung materi atau isi buku
pengayaan. Buku pengayaan dapat digunakan untuk mendidik pembaca dalam rangka
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kriteria
pertama, “memiliki kesesuaian dengan tujuan pendidikan” dijadikan dasar karena
materi buku pengayaan diharapkan dapat membantu pencapaian tujuan pendidikan.
Materi buku pengayaan harus sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Tentu saja, kriteria ini tidak terungkap secara eksplisit dalam materi
buku pengayaan melainkan materi atau isi buku tersebut memiliki kesesuaian
dengan upaya pencapaian tujuan ini. Oleh karena itu, seorang penulis dapat
mengusung materi dalam buku pengayaan berdasarkan indikator dari kriteria ini,
yaitu materi atau isi (a) mendukung pencapaian tujuan pendidikan; (b)
mengembangkan tujuan pendidikan, dan (c) tidak bertentangan dengan tujuan
pendidikan.
Kriteria kedua
“menyesuaikan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
(Ipteks)” dimaksudkan bahwa materi buku pengayaan itu tidak bertentangan dengan
perkembangan dan konsep Ipteks. Indikator dari kriteria ini adalah materi atau
isi buku pengayaan itu (a) sesuai dengan kebenaran konsep keilmuan; (b) sesuai
dengan perkembangan Ipteks; (c) sesuai dengan kondisi dan data mutakhir; (d)
sesuai dengan kenyataan atau bersifat faktual. Apabila penulis buku pengayaan
menyusun materi, maka materi yang ditulis harus sesuai dengan kebenaran konsep
keilmuan, sesuai dengan perkembangan Ipteks, sesuai dengan kondisi mutakhir dan
sesuai dengan kenyataan faktual.
Kriteria ketiga, “mengembangkan kemampuan bernalar” dimaksudkan bahwa
materi buku pengayaan itu harus dapat mendorong pembacanya untuk bernalar atau
berpikir. Indikator dari kriteria ini adalah mendorong pembaca untuk berpikir
(a) kritis; (b) kreatif; dan (c) inovatif. Pada setiap lembaga pendidikan
pembelajaran berpikir tidak secara khusus dilakukan sebagai mata pelajaran,
melainkan diselipkan dalam kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Oleh karena itu, apabila menulis buku pengayaan, materi yang ditulis
harus dapat menjalankan fungsi mengembangkan kemampuan bernalar.
2.
Aspek
Penyajian Materi
Dalam menyajikan materi dalam buku pengayaan (baik pengetahuan,
keterampilan, maupun kepribadian) harus memerhatikan empat kriteria pokok,
yaitu:
a. Sistematikanya logis;
b. Penyajian Materi mudah dipahami;
c. Merangsang pengembangan kreativitas;
d. Menghindari masalah SARA, Bias Jender, serta
Pelanggaran HAM & Hak Cipta.
Keempat
kriteria ini harus diperhatikan oleh penulis buku pengayaan dalam menyajikan
materi/isi buku.
Penyajian
materi buku pengayaan harus logis dan sistematis. Kelogisan sajian materi ini
ditandai oleh penataan bagian-bagian yang disajikan secara apik, baik secara
deduktif maupun induktif. Selain itu, materi buku pengayaan harus sistematis
baik berdasarkan pertimbangan urutan waktu, ruang, maupun jarak yang disajikan
secara teratur. Penulis buku pengayaan harus dapat mengarahkan kerangka
berpikir (mind frame) pembaca melalui penyajian materi yang logis dan
sistematis.
Penyajian
materi buku pengayaan harus mudah dipahami. Pesan yang sangat dalam dan
berharga dalam buku akan menjadi sia-sia apabila isi buku sulit dipahami
pembaca karena penyajiannya “berat”. Untuk itu, seorang penulis buku pengayaan
harus dapat menyajikan materi/isi dalam bentuk yang familiar (intim) dengan
pembaca sasaran (siswa). Materi buku pengayaan akan mudah pula dipahami oleh
pembaca jika materi disajikan dalam suasana yang menyenangkan dan tidak membuat
pembaca berpikir terlalu “berat”. Selain itu, untuk memudahkan penyajian buku,
penulis buku pengayaan harus dapat melengkapi materi atau isi buku dengan
ilustrasi (gambar atau foto) dan pesan (ilustrasi dengan bahasa). Oleh karena
itu, indikator penyajian buku mudah dipahami adalah (a) penyajian materi dalam
buku familiar dengan pembaca; (b) penyajian materi dapat menimbulkan suasana
menyenangkan; (c) penyajian materi dilengkapi dengan ilustrasi.
Penyajian
materi buku pengayaan harus dapat merangsang kreativitas pembaca, khususnya
peserta didik. Rangsangan kreativitas yang harus dapat tercipta melalui
penyajian buku pengayaan, misalnya aktivitas kreatif dan akademis, fisik dan
psikhis, dan dorongan untuk mencoba melakukan hal-hal yang positif. Indikator
penyajian buku pengayaan yang merangsang pengembangan kreativitas ini ditandai
oleh indikator penyajian materi buku yang: (a) mendorong pembaca untuk
melakukan aktivitas akademik dan kreatif; (b) mengarah pada pengembangan
aktivitas fisik atau psikhis; (c) merangsang pembaca untuk mencoba melakukan
hal-hal yang positif.
Penyajian
materi buku pengayaan harus menghindari masalah SARA, bias jender, pelanggaran
HAM dan Hak Cipta karena masalah-masalah ini masih sangat peka. Penulis buku
pengayaan harus memprediksi masalah yang akan timbul karena perbedaan Suku,
Agama, Ras (keturunan), dan Antar Golongan (SARA) sehingga dalam menyajikan
materi dilakukan secara cermat. Penyajian materi buku pengayaan harus juga
menghindari persoalan yang dimungkinkan dapat timbul dari diskriminasi jender
(wanita atau laki-laki). Perlakuan jender secara berbeda dalam materi pengayaan
dapat memunculkan permasalahan yang sangat serius. Selain itu, penyajian materi
buku pengayaan harus menghindari pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Penyajian
materi harus menghindari pelanggaran Hak Cipta, baik dari tinjauan orisinalitas
gagasan maupun bentuk terjemahan yang perlu disajikan secara jelas.
3.
Aspek Kaidah
Bahasa dan Ilustrasi
Dalam menulis buku pengayaan (baik pengetahuan, keterampilan, maupun
kepribadian) harus memerhatikan kriteria penggunaan kaidah bahasa dan ilustrasi,
yang meliputi:
a. Kesesuaian ilustrasi dengan bahasa
b. Keterpahaman bahasa atau ilustrasi
c. Ketepatan dalam menggunakan bahasa
d. Ketepatan dalam menggunakan gambar/foto/ilustrasi
Keempat
kriteria ini harus diperhatikan oleh penulis buku pengayaan agar terbangun
komunikasi yang harmonis antara penulis dengan pembacanya.
Dalam menulis
buku pengayaan, seorang penulis harus memerhatikan kesesuaian ilustrasi dengan
bahasa. Kesesuaian ini ditunjukkan melalui proporsi antara bahasa dengan
ilustrasi secara logis dan serasi. Oleh karena itu, dalam menulis buku
pengayaan harus memerhatikan indikator penggunaan bahasa dan ilustrasi (a)
secara proporsional dan (b) serasi.
Buku pengayaan
yang ditulis harus dapat dipahami pembacanya. Untuk itu, dalam menggunakan bahasa
dan ilustrasi untuk berkomunikasi dalam buku, seorang penulis harus
memerhatikan perkembangan kognisi sasaran pembaca. Namun, penggunaan ilustrasi
dalam buku pengayaan kadang-kadang tidak membantu memberikan kejelasan pada
teks (bahasa) yang digunakan. Dengan demikian, ilustrasi perlu dilengkapi
dengan keterangan. Oleh karena itu, dalam meningkatkan keterpahaman pembaca
terhadap bahasa dan ilustrasi dalam buku pengayaan, seorang penulis harus
menggunakan (a) bahasa dan ilustrasi yang sesuai dengan perkembangan kognisi
pembaca sasaran; (b) ilustrasi yang jelas dan dilengkapi dengan keterangan.
Kaidah bahasa
dalam buku pengayaan harus diperhatikan sekali oleh penulis. Kekurangcermatan
dalam menerapkan kaidah bahasa seringkali membuat komunikasi tertulis pembaca
terganggu, bahkan mungkin pembaca mencampakkan buku itu. Oleh karena itu, dalam
menulis buku pengayaan, seorang penulis harus menggunakan (a) ejaan secara
benar; (b) kata dan istilah dengan tepat; (c) kalimat dengan baik dan benar;
(d) paragraf yang harmonis dan kompak.
Ketepatan
dalam menggunakan gambar, foto, atau ilustrasi dalam buku pengayaan harus tepat
dan berfungsi. Penggunaan gambar yang semena-mena tidak akan dapat meningkatkan
keterbacaan dan keterpahaman pembaca. Oleh karena itu, dalam menggunakan
gambar, foto, atau ilustrasi dalam buku pengayaan harus menggunakan (a) ukuran
dan bentuk yang sesuai dan menarik; (b) warna gambar yang sesuai dan
fungsional.
D. Langkah-Langkah Penyusunan Buku Pengayaan
Banyak penulis pemula yang sering terhambat ketika baru mulai menulis.
Hal ini karena kekurangjelasan pemahaman mereka pada mekanika penulisan. Untuk
mengantisipasi hambatan tersebut, di bawah ini disajikan prinsip yang dapat
dijadikan acuan dalam penulisan buku pengayaan. Tahapan yang dimaksud, adalah:
1. Penulis perlu membaca buku-buku yang tergolong ke
dalam klasifikasi buku pengayaan (pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian)
yang digemari oleh pembaca (best seller) agar terbiasa dengan gaya tulisan yang
disukai pembaca.
2. Penulis harus mengkaji asal mula gagasan penulisan
yang baik muncul, misalnya gagasan terbaik yang muncul dari kehidupan langsung
(kontekstual).
3. Penulis harus memahami betul untuk siapa buku
tersebut ditulis. Perlu dipastikan sasaran pembaca yang diharapkan penulis dan
perlu diingat bahwa buku tersebut bukan untuk diri penulis.
4. Penulis harus memahami tujuan penulisan buku. Dari
awal penulis harus memastikan apakah tujuan penulisan dimaksdukan untuk tujuan
memperkaya pengetahuan, keterampilan, atau kepribadian atau untuk tujuan
lainnya.
5. Penulis harus memastikan hal-hal yang dijadikan
pertimbangannya kepada pembaca, sehingga penulis harus memahami ketertarikan
pembaca dan kebutuhan emosionalnya.
6. Penulis harus mampu membedakan antara kebutuhan
literari dengan literasi (melek wacana) pembaca , dan memenuhi kedua kebutuhan
ini dalam waktu bersamaan
7. Penulis harus berpendapat bahwa pembaca sebenarnya
pintar,, menyukai tantangan dan kreativitas (rima, ritme dan repetisi).
8. Penulis perlu mempersiapkan ilustrasi yang
diguanakan, jika perlu sebaiknya sejak awal melibatkan seorang illustrator.
Biasanya dalam menulis terdapat banyak hal yang tidak tepat jika diungkapkan
dengan kata-kata, namun jika menggunakan gambar akan jauh lebih efektif.
Sebelum memulai menulis buku pengayaan, seorang penulis pemula dapat
mengikuti tahapan berikut sebagai dasar dalam melatih diri secara efektif.
Tahap-tahap yang dimaksud adalah:
1. Membaca buku-buku pengayaan (pengetahuan,
keterampilan, dan kepribadian) yang dianggap bagus secara berulang-ulang;
2. Membuat tulisan asli, jangan meniru gagasan atau
struktur dari buku-buku pengayaan yang sudah dikenal.
3. Memastikan tulisan akan memberi dampak emosional
(pembaca harus mengalami perubahan karena membaca).
4. Memastikan bahwa isi bacaan menarik untuk pembaca di
berbagai usia, sekalipun pembaca sasaran telah ditetapkan;
5. Menulis deskripsi dengan memerhatikan pesan
“tunjukkanlah, jangan hanya menceritakan”.
6. Penulis harus selalu ingat bahwa rahasia menulis
yang baik adalah menulis ulang.
7. Penulis harus memastikan bahwa naskah ditulis secara
efektif, baik ejaan, kata, istilah, kalimat, maupun paragraf sesuai dengan
kaidah bahasa dan berbahasa
8. Penulis pemula harus tetap yakin jika terjadi “penolakan
naskah” dari penerbit maka lakukan penulisan ulang, berpikir ulang, dan kirim
ke percetakan/penerbit lain
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Buku pengayaan
adalah buku yang digunakan sebagai rujukan standar pada mata pelajaran
tertentu. Karakteristik buku pengayaan yakni sumber materi ajar berupa
referensi buku mapel tertentu yang disusun sistematis & sederhana disertai
petunjuk pembelajaran. Dalam buku tersebut termuat materi yang dapat
meningkatkan, mengembangkan, dan memperkaya kemampuan siswa (Pusat
Perbukuan 2008:12). Fungsi buku pengayaan yaitu sebagai penunjang
buku teks yang digunakan di sekolah. tujuan buku pengayaan yaitu meningkatkan
keterampilan siswa dan mengembangkan kepribadian siswa.Manfaat buku pengayaan
yaitu buku pengayaan dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan ipteks,
keterampilan, dan membentuk kepribadian peserta didik, pendidik, pengelola
pendidikan, dan masyarakat lainnya.
Untuk dapat menulis buku pengayaan diperlukan pengenalan teknik penulisan
yang handal agar dapat meningkatkan kualitas buku tersebut dan hasilnya
berfungsi sebagai pengaya bagi peserta didik. Sesuai dengan fungsinya sebagai
buku pengayaan dalam proses pembelajaran di sekolah (SD/MI, SMP/MTs, dan
SMA/MA/SMK), penulis buku pengayaan harus memerhatikan tiga aspek, yaitu yang
berkaitan dengan materi/isi buku, penyajian materi/isi, kaidah bahasa atau
ilustrasi yang digunakan, dan aspek grafika suatu buku yang layak untuk
digunakan di sekolah.
DAFTAR PUSATAKA
Arifin, Adi
Kusrianto. 2009 Sukses Menulis Buku
pengayaan dan Referensi.. Jakarta : Grasindo.
Depdiknas. 2003. Pedoman
Klasifikasi Buku Pendidikan. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.
Depdiknas. 2006. Pedoman Memilih dan Menyusun Buku
pengayaan. Jakarta: Depdiknas.
Comments
Post a Comment